Langsung ke konten utama

Kisah Kawan dan Sobat (#1)

Fenni Bungsu (Fiksi) - Hadirnya dalam kisah berseri ini yaitu dua orang pemuda bernama Kawan yang merupakan mahasiswa di Kampus ternama, dan Sobat seorang siswa SMP


Kisah Kawan dan Sobat (#1)
Dok. Fenni Bungsu


Teriknya udara masih dirasakan...

Meski hari akan menjelang waktu Ashar. Padahal jika mengukur waktu seharusnya saat ini, bulan Oktober memasuki musim hujan. Namun, menurut ahli cuaca lebih mengartikan adalah musim pancaroba. Hal itu menyebabkan Kawan tampak letih dengan peluh mengalir lembut di tiap-tiap tubuhnya. Untungnya ia tidak mengeluh. Ia tetap melakoni tugasnya sebagai anak seorang pengacara yang low profile dan tidak manja. 

Lelahnya berjalan kaki, ia tetap tersenyum. Ia tetap mensyukuri keadaan yang hangat dengan menikmati sejuknya hembusan angin. Hijaunya (nature) tanaman di sekeliling rumahnya, membawa rasa semangat pada Kawan. Pasalnya, pintu pagar khas yang bercat hitam keemasan telah dibukanya. Kawan sejenak duduk di teras, seraya melepaskan sepatu dan kaus kaki. Ia pun meletakkan tas ranselnya di atas lantai.

Pemuda ini merebahkan tubuhnya di punggung kursi. Kemudian menghirup napas dengan tenangnya. Kesejukan datang dari hembusan angin yang membelai lembut disertai sapaan hangat dari pohon-pohon hijau yang menghiasi halaman rumahnya. Beberapa menit kemudian. Penat pun hilang, pikiran menjadi tenteram. Kawan bangkit dari duduknya sambil membawa tas ranselnya untuk masuk ke dalam rumah. Baru saja menyentuh gerendel pintu, ia merasakan bahwa setan ada di sampingnya.


Kisah Kawan dan Sobat (#1)
Ilustrasi by Pixabay


Kawan tersenyum licik. Ia menurunkan gagang pintu. Kemudian membuka pintu yang memiliki ukiran khas itu perlahan, tapi belum mengucap salam. Pemuda itu telah mengangkat kaki kanannya masuk ke dalam rumah, sedangkan Setan hendak melangkahkan kakinya juga. 

Seketika saja, Kawan menarik keluar kaki kanannya dan lanhsung menutup pintu. "Eits, enak aja mau nginap di rumah aku." 

"Lah kamu kan nggak mengucapkan salam. Makanya saya mau ikut." Ujar Setan.

"Kalau mau nginap di dalam, bayar! Sekarang apa-apa mahal."

"Ta-tapi,"

"Memangnya kau nggak ingat demo aku dan kawan-kawan agar barang bahan kebutuhan pokok diturunkan, dan gaji karyawan dinaikkan!"

Setan memeriksa saku dijubahnya. Ia pun terlihat bingung. "Saya nggak punya uang."

"Makanya kerja itu jangan menjerumuskan manusia."

"Tapi kan itu memang pekerjaan saya sampai datangnya hari kiamat."

"Lantas dari pekerjaanmu itu, apakah dapat uang?"

"Tidak."

"Terus selama ini nginap dimana?"

"Di rumah bani adam yang nggak mengucapkan salam."

"Carinya yang gratisan aja maunya!"

"Habis mau bagaimana lagi?"

Kisah Kawan dan Sobat (#1)
Ilustrasi by Pixabay

Kawan geleng-geleng kepala. "Kerja itu yang menghasilkan, dong! Dan paling penting halalan toyyiban. Jadi punya uangnya berkah. Udah sana, nginep di rumah yang lain saja. Bismillahirrahmannirrahiim, Assalamualaikum," 

Setan hanya dapat melihat pemuda itu masuk ke dalam rumahnya dan langsung menutup pintu dengan rapat. Ia sedih tidak dapat menginap gratis di rumah, Kawan.


Komentar

fillyawie mengatakan…
Dulu saya pernah datang ke pengajian, Ustadz yang mengajarkan kami bilang bahwa kalau masuk rumah wajib baca basmallah kemudian baru salam. Karena kalau enggak baca setan yang ada di depan pintu atau yang ngikutin entah dari mana bisa ikut masuk ke rumah. Ya persis banget dengan yang Mbak Fenny ceritain di atas, ditunggung lanjutannya yaa.
fillyawie mengatakan…
Dulu saya pernah datang ke pengajian, Ustadz yang mengajarkan kami bilang bahwa kalau masuk rumah wajib baca basmallah kemudian baru salam. Karena kalau enggak baca setan yang ada di depan pintu atau yang ngikutin entah dari mana bisa ikut masuk ke rumah. Ya persis banget dengan yang Mbak Fenny ceritain di atas, ditunggung lanjutannya yaa.
Rani Yulianty mengatakan…
Duh, bersambung jadi penasaran, sudah lama nggak baca cerpen/cerbung
Okti Li mengatakan…
Nunggu sambungannya :)

kisah sederhana tapi berat makna. Saya saja masih suka lupa baca salam kalau masuk rumah

Hiii... Banyak diinapi setan dong?
Evi Fadliah mengatakan…
InsyaAllah semoga selalu istiqomah mengucapkan salam ketika masuk rumah maupun berkunjung ke rumah orang lain. Ditinggu kelanjutannya ya Mba Fenni..
Natara mengatakan…
Aku penasaran Ama lanjutannya kak... Btw ini fiksi atau non fiksi ya? Nyata banget soale...
Tian Lustiana mengatakan…
Nungguin sambungannya nih, mengingatkan bnget bahwa kalau mengucap salam itu wajib
Annafi mengatakan…
Aku boleh gelar tikar ga untuk nungguin kelanjutan cerita ini? 😁
Sara Neyrhiza mengatakan…
nunggu sambungannya dulu nih ya mbak..hihihi..sambil cari tahu setannya yang di luar rumah terus ngapain
Kurnia amelia mengatakan…
Kadang suka khilaf keluar masuk rumah ga ngucapin salam , apalagi kalau terburu-buru yaudah gt aja. Semoga ga lupandeh ya keluar masuk rumah ngucapin salam.
Elly Nurul mengatakan…
ish ko bikin penasaran sih.. ngga suka deh hehe.. semangt ka ciee.. saya menunggu sambungan ceritanya pasti penuh makna deh ini ceritanya
mude mudrikah mengatakan…
ilustrasi yang menarik mbak, kadang hal kecil gini sering lupa. Oke noted bismillah dan salam ya mbak
Tati Suherman mengatakan…
Ngeri banget ada sobat setan btw gak sabar nunggu kelanjutannya..
Natara mengatakan…
Keceee... Makna buat selalu ingat mengucap salam saat masuk rumah tapi dikemas dengan begitu cantik...
Endah Kurnia Wirawati mengatakan…
keren ih cerita simple soal kenapa harus mengucapkan salam setiap masuk rumah jadi dramatis gini ya.
lanjutkan gan!
Keke Naima mengatakan…
Jadi semakin mengingatkan saya untuk selalu mengucapkan salam ketika masuk rumah. Tapi, penasaran juga dengan kelanjutan ceritanya
Ade UFi mengatakan…
Sudah lama ga baca fiksi. Xixixi.. buat syetan mah hasil kerjanya adalah banyaknya teman di neraka, Mba ^_^
Aprillia Ekasari mengatakan…
Noted mbak. Ini caranya ngingetin asyik banget dibikin cerita seperti ini TFS
Helenamantra mengatakan…
bagus yaa bisa sadar kalau Setan ikutan. Untungnya Setan ga punya uang.
Mugniar mengatakan…
Iya, bismillah dulu baru salam, dengan kaki kanan. Terima kasih sudah mengingatkan, Mbak. Kadang-kadang suka lupa juga apalagi kalau masuknya buru2 atau lagi sebel hiks, ikut masuk deh dia.
Elly Nurul mengatakan…
Masih menunggu kelanjutan kisahnya kakak.. ayoo donh jangan buat aku semakin penasaran hehe
Herva Yulyanti mengatakan…
iya mba anakku juga sudah kubiasakan kalau masuk rumah mengucapkan salam terlebih dahulu mau dari sekolah mau dari rumah tetangga atau dari luar :)
adeuny mengatakan…
iya bner ya mbak... aku sering itu kadang kepincut sesuatu ya mbak tau kan di dunia online ini banyak banget bertebaran.. tapi balik lagi cari yg halal & berkah itu lebih penting ketimbang jumlah
Lina W. Sasmita mengatakan…
Kreatif nih bisa dijadikan cerita begini. Dan setiap membuka atau menutup pintu hendaknya baca bismillah agar setan tidak bisa masuk.
Riri Restiani mengatakan…
Aku tunggu kelanjutanya loh, udah lama gak baca cerita bersambung seperti ini :)
Anak2ku klo mau masuk rumah ngucapin salam sambil teriak. Satu RT denger semua hahahaha.
catatanemak mengatakan…
Mengucap salam dan membaca basmallah memang dianjurkan ya utk setiap muslim, sepertinya utk menghindar dtgnya setan juga ya.
Kacamata Hani (Hani S.) mengatakan…
Ditunggu lanjutannya Mbaaa :)

Ini pelajaran sederhana namun sarat akan makna dalam kehidupan sehari-hari. Alhamdulillah di rumah sudah membiasakan untuk baca Bismillah dan salam termasuk Alfath yang usianya belum 5 tahun. Kadang Alfath suka nanya, kenapa harus baca salam kan di rumah kosong gak ada yang nungguin? Haha
Irawati Hamid mengatakan…
Anakku juga selalu kubiasain mengucap salam sebelum masuk rumah, Mba.

Penasaran sama sambungan ceritanya deh 😊