S.Hi, Kok Ngajar Literasi?

Beberapa waktu belakangan, banyak yang tanya sama saya, kok Fenni bisa ngajar di sekolah? Wkwkwk. 

Cara belajar dan mengajar literasi

Kalau harus dijawab, mungkin bisa jadi satu novel, ehh😁. Jangan dah, lagi riweh kalo harus dijadikan satu novel. Draft yang ada aja belum kelar sampe sekarang 🤪. 

Pasti menganggap nya saya, kuliah dari jurusan pendidikan. Padahal bukan hihi. 


Momen 2010 -2013

Mulanya itu tahun 2010 melamar kerja sebagai asisten pembimbing matematika di Kumon. Awalnya takut kan, apa iya masih imut plango-plongo, nggak punya pengalaman, dan modal pakai ijazah SMA pula bisa diterima?

Alhamdulillahnya, pas lulus tes dan diterima, kakak² senior di sana baik-baik (merekanya udah pada lulus kuliah padahal, huhu jadi terharu). 

Di sinilah pula, saya kenalan tipis² sama dunia mengajar. Hanya aja saya tidak sampai setahun di sana, karena mau fokus belajar. 

Belajar sampe puyeng (hihi)...🥺😃


Singkatnya, jelang akhir tahun 2013 punya keinginan kerja sesuai ijazah kuliah. Hal yang lumrah pastinya kan. 

Awalnya mo ikutan temen kampus yang pada menyiapkan diri tes CPNS. Soalnya saya lulusan Fakultas Syariah, jurusan Awal Asy-Syakhsiyyah, yang nota bene kalau diterima kerja (misal ASN) itu di lembaga naungan Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, dan Kementrian Agama. Riweh yee, hehem. 

Lulusan dari fakultas syariah tersebut, gelar yang didapat adalah S. Hi, yaitu Sarjana Hukum Islam. Pernah sih jajal tes CPNS jadi panitera di pengadilan agama dan penghulu. 

Apaaa?? Penghulu?? 

Staf penghulu lebih tepatnya, kan sesuai sama jurusan kuliahnya. 

Namun, belum rejeki jadi ASN, malah jadinya ke bank syariah. Seneng juga, karena jadi pengalaman pertama buat saya, bisa jadi karyawan di salah satu bank syariah. Minimal sama dah fakultas kuliahnya sama bagian nama belakang bank-nya, ada kata “Syariah”, walau tetep job desk kerjanya gak ada kaitannya sama pelajaran waktu kuliah 😁 


Debut di tahun 2016 

Lulus dari sana (resign maksudnya) di tahun 2016 novel perdana saya terbit, sekaligus pas dekat waktunya saya kenalan sama dunia pendidikan dan kurikulum, menjadi tutor di Bimbingan Belajar

Dua momen itu, ternyata jadi batu pijakan yang mengantarkan saya sebagai mentor alias mengajar literasi untuk Gerakan Tulis Buku di salah satu SMAN di Jakarta Timur, sekarang ini. 

Cara belajar dan mengajar literasi

Saya bersama para siswa kelas XI tahun ajaran 2024/2025


Ketika jadi Tutor, saya menghadapi 10 siswa dalam satu kelas. Pernah waktu itu, diminta untuk membantu salah satu SD di Cipinang mengajar IPA dan Bahasa Indonesia. Saat itu, dalam satu kelas di kelas 6 berisi sekitar 48 siswa kalau gak salah. Riuhnya, tapi seru hehe. 


Kemudian, beranjak lagi tambah pengalaman pas di Bimbel, kebetulan guru Bahasa Indonesia-nya tidak datang. Saya diminta oleh bagian akademik, untuk menggantikan. 

Jeng.. Jeng… bukan untuk kelas 6 SD, melainkan kelas 12 alias kelas 3 SMA. 

Asli, saat itu deg-degannya luar biasa, karena selain dari postur tubuh mereka yang tinggi besar, siswanya cowok semua, hihi. Antara gagal fokus ngajar dan nge-blank jadi satu. 


Ya secara, dari segi umur kan gak beda jauh hehe. Untungnya manggilnya asik, “Kakak”, jadinya saya anggap dah adik sendiri, walau dalam kehidupan nyata, Fenni Bungsu ya anak bungsu, gak punya adik, kecuali adik sepupu haha.


Dari yang mulanya menggantikan, eh jadi keterusan. Namun, pandemi yang memberikan dampak ke semua bidang, juga termasuk saya. Di tahun 2020, saya tidak lanjut sebagai tutor, melainkan fokus sebagai blogger hingga sekarang. 


Langkah Sesuatu di tahun 2025

Ketika di tahun 2025 ini, suka searching di bagian explore instagram. Suka bertemu dengan lowongan kerja yang unik-unik. Sampai ada yang menarik perhatian saya, yaitu program Gerakan Tulis Buku di salah SMAN di Jakarta Timur. Alhamdulillah, diterima dan bisa berbagi pengalaman kepada para siswa di sana. 

Meski ya, deg-degannya selalu terasa. Kalau waktu di bimbel menghadapi 10 siswa dalam satu kelas, ketika di sekolah 36 siswa 1 kelas. Cowok dan cewek sih peserta didiknya, tetapi urusan berbicara di depan publik seperti itu, ya bikin nge-blank juga hahaha. 


Para siswanya bagaimana? 

Ada yang seru, asik, dan di luar dugaan juga ada. Berwarna deh pokoknya, yang penting dibawa asik aja. 

Cara belajar dan mengajar literasi
saya bersama 2 siswa yang menerbitkan karya solo (buku kuning yang mereka pegang adalah novel saya hihi) 

Bagian serunya, ketika ada 2 siswa di kelas yang saya ampu ingin membuat karya solo di tahun ajaran 2024/2025. Padahal posisi saat itu sedang momen liburan kenaikan kelas, malah 2 siswa tersebut semangat untuk menulis, hingga jadilah 2 novelet (Masing-masing 1).

InsyaAllah di tahun ajaran 2025/2026 ini dengan kelas yang berbeda, ada lebih dari 2 siswa yang semangat membuat karya solo. Do'akan ya lancar untuk mereka, karena sebentar lagi deadline-nya hehe. 

Siip, segitu dulu curcol hari ini. Pankapan kita sambung lagi. Selalu #SemangatCiee asah skill apa aja, karena kita tidak pernah tahu rejeki apa di depan yang menanti. 








Lebih lamaTerbaru

Posting Komentar

Yuk, komen terbaikmu. Jangan menyisipkan link ya, karena akan daku hapus dan tidak berkunjung balik
Mengenai Saya
Fenni Bungsu
Hi, #SemangatCiee jumpa dengan daku Fenni - si Milenial yang suka menulis tentang hal yang bermanfaat. Untuk bekerjasama bisa melalui email ke: fenni(dot)bungsu(at)gmail(dot)com ��Terima kasih��
Cari Blog Ini
BPN
BPN
Logo Komunitas BRT Network
Bplus
Bplus
Bloggerhub
Bloggerhub
KEB
KEB
MBC
MBC
KSB
KSB
Intellifluence
Intellifluence
Evergreen