Keluarga adalah rumah kehidupan yang membuat siapapun belajar banyak hal. Kebersamaan dengan keluarga, tidak dapat tergantikan oleh apapun. Kehadiran keluarga, membuat diri menjadi lebih kuat dan banyak kisah yang terukir di sana. Oleh karenanya, banyak yang mengangkat kisah keluarga menjadi sebuah film, salah satunya adalah film Sampai Jadi Debu.
Sinopsis Film Sampai Jadi Debu
Kematian Pak Sugeng (Agus Wibisono) membuka tabir bahwa ternyata Bu Sugeng (Cut Mini) telah menderita Alzheimer semenjak satu tahun yang lalu, sebelum kepergian suaminya itu.
Bu Sugeng memiliki 4 anak, yaitu Lukman (Eduwart Manalu), Ruri (Ully Triani), Nining (Erfika Diandra), dan Damar (Wafda Saifan). Hanya Damar belum berkeluarga, jadilah ia yang menjaga ibundanya di rumah, sedangkan ketiga kakaknya berada di kediaman mereka masing-masing.
Namun, kegalauan terjadi, karena Damar adalah karyawan yang bekerja di Jakarta, sedangkan Ibundanya tinggal di Solo. Lukman pun berinisiatif untuk menyediakan perawat agar ibunda ada yang merawat lebih intens. Damar keberatan dengan hal tersebut, karena merasa masih sanggup merawat ibunya. Ia akan mencari pekerjaan di Solo dan mengundurkan diri dari kantornya di Jakarta.
“Kan tahu penyakit ibu kayak gimana. Sama kita aja sering lupa, apalagi sama orang lain.” Ujar Damar saat menghampiri Lukman, kakak tertuanya.
“Lama-lama juga biasa. Kerjaan aku banyak. Kamu enak masih lajang. Coba aku mau lihat, apa bisa kamu bagi waktu sama istri dan buat ibu?” Lukman menanggapi.
“Semisal ya, Mas. Mas masih bayi, terus nangis. Mas lebih memilih disamperin Ibu atau baby sitter?” Jawab Damar.
Lukman pun marah. Ia lantas mengungkit masa lalu. “Kamu ini kemana, Mar? Sekarang ini, kamu sok perhatian sama ibu yang lagi sakit-sakitan.”
Perdebatan yang tak ada habisnya itu, merembet pada permasalahan untuk menjual rumah orangtua mereka dan hijrah ke ibukota. Tak sampai di situ, Damar pun juga beradu pendapat dengan kekasihnya, Laras (Yasamin Jasem). Damar memutuskan resign untuk berada di Solo merawat ibunya, sekaligus meninggalkan Laras, karena tidak ingin terulang kembali hilangnya kebersamaan ia dengan ayahnya.
Baca Juga: Review Film The Flood Perjuangan Petugas Imigrasi
Ulasan Film Sampai Jadi Debu
Film Sampai Jadi Debu, disutradarai oleh Eman Pradipta dengan durasi 90 menit. Meski sudah rilis cukup lama yaitu pada bulan April tahun 2021, tetapi related dengan kehidupan masa kini.
Diproduksi oleh KlikFilm Productions yang bekerjasama dengan Canary Studios dan RK23 Pictures, film dengan genre drama keluarga ini cukup menyentuh. Cut Mini apik memerankan karakter sebagai Bu Sugeng, yang kehilangan belahan jiwanya dan menderita alzheimer.
Begitu juga dengan Wafda Saifan yang berperan sebagai Damar, klop dengan karakter Bu Sugeng. Ikatan kuat antara ibu dan anak juga sebaliknya, terlihat dari scene yang ditampilkan. Apalagi momen Damar memutuskan resign dari kantornya demi orangtua, jadi mengingatkan saya ketika mengundurkan diri dari posisi sebagai teller dengan alasan yang sama.
Baca Juga: Review Film Cyber Heist Perjuangan Ayah Demi Keluarganya
Terbilang berat memang untuk resign, karena kitanya sudah oke bekerja, tidak ada masalah dengan rekan maupun atasan, tetapi alasan karena menjaga orangtua menjadi satu kunci yang istilahnya tidak bisa diganggu gugat oleh apapun. Sebab pastinya momen kebersamaan dengan orangtua, belum tentu ada kesempatan di waktu berikutnya, dan tidak akan terulang kembali, bukan?
Baca Juga: Drama Bergenre Komedi Crime yang Seru
Secara keseluruhan, film yang menggunakan bahasa Indonesia ini menarik untuk disimak, karena memberikan inspirasi antara kedekatan anak dengan orangtuanya. Waktu akan terus melangkah maju, tidak bisa balik seperti semula, maka buat dan isilah waktu yang berjalan itu dengan momen terbaik bersama keluarga. ⭐⭐⭐/5
ini tipikal film yg bakal bikin nangis kejerrr.
BalasHapusapalagi aku juga dekat dgn almh Ibu
dan masih nyeselll karena blum berikan bakti terbaik utk Ibu
kudu ditonton sekeluarga yah.
pastinya baguuuss bgt message nya
Judulnya sudah memberi kesan mendalam dan diperlihatkan untuk mengambil pilihan berat harus resign karena menjaga Ibu.
BalasHapusBelakangan ini aku banyak menerima kisah bagaimana orang tua itu butuh kesabaran tinggi untuk menjaganya dan kisah ini sepertinya perlu ditonton untuk bisa melihat bagaimanapun kalau bukan anak yang menjadi orang tua siapa lagi, walau dengan tantangan tugas ya tugas.
Memang ketika orangtua mulai terbatas kegiatannya (dikarenakan sakit dan hal lainnya) akan jadi dilema untuk anak. Saya rasa film ini gak buat menghakimi mereka2 yang apa boleh buat tidak bisa mendampingi orangtua, tapi lebih untuk kita mengingat agar sebisa mungkin menyertai orangtua di kala mereka tengah sakit atau semacamnya. Karena waktu yang dimiliki sangat singkat dan berharga ya.
BalasHapusbaca ulasan mbak soal film ini bikin aku keinget sama ibuku... butuh banyak kesabaran untuk membersamai sakit ini memang belum lagi tekanan dari luar.
BalasHapusJadi penasaran banget pengen nonton filmnya, tapi aku takut nangis....
Dari ceritanya menarik mba. Tapi feelingku bilang bakal sedih juga ga nih? Endingnya happy kah? Jujur aku ga bisa lihat film sedih. Pasti lama kebawanya 😅. Mood langsung drop. Apalagi kalo menyangkut orangtua. Keinget Ama ortu sendiri yg jauh di Medan.
BalasHapusMakanya utk cerita sedih, biasanya aku prefer baca spoiler, JD at least sedihnya ga berasa banget 🤭.
Ini Krn yg main cut mini, aku yakin pasti baguuuus. Selalu suka film2 yg diperanin dia👍👍.
Wha, barusan tadi posting lagu di grup dengan judul yang sama. Jadi baru tau malah, ternyata ada film dengan judul serupa. Dan ternyata mengadaptasi dari Judul Lagunya, hehehe
BalasHapusAku baca ceritanya udah gak sanggup lanjut nonton mbak. Kebayang sih, emang berat banget untuk mutusin kalo ada di posisi itu. Di satu sisi orang tua penting, tapi ninggalin karir juga memang ga semudah itu.
Pas baca judulnya aku pikir ini film baru kak tapi ternyata film lama ya...namun ceritanya masih bakal related sampai kapanpun sie menurutku..memang kadang kita harus dihadapkan pada dua pilihan sulit orang tua atau masa depan namun bener kebersamaan dgn orangtua tidak akan bisa terulang..bisa dihitung kok kira2 masih berpa tahun lagi kebersamaan kita dengan beliau,,jadi ikut sedih :(
BalasHapusNonton film seperti ini tuh bikin kita jadi ingin terus bersama dengan keluarga. Tapi melihat kondisi sendiri tuh miris. Apalagi keluarganya yang merantau di tempat yang jauh dan tidak perduli pada keluarga yang ditinggal di rumah. Ah entahlah.
BalasHapusWah, seru banget nih review-nya, Mbak Feni! Film Sampai Jadi Debu emang bener-bener mindblowing deh! 🔥
BalasHapusCeritanya deep banget, dan twist-nya gak ketebak sama sekali! Pantesan film ini jadi banyak omongan, karena emang ngena banget buat yang suka film dengan plot yang beda dari yang lain. Bikin mikir lama setelah nonton, tuh. Recommended banget buat yang pengen nonton film yang gak cuma sekedar hiburan, tapi juga punya makna yang dalam. Mantap banget review-nya!
Sedih pas waktu baca artikel ini, gimana pas nonton langsung ya. Pasti tambah sedih dan nangis. Memang ketika orang tua sudah sepuh apalagi punya penyakit, kita sebagai anak juga setidaknya harus ada yang menjaga. Keputusan resign juga kadang harus dilakukan demi menjaga orang tua
BalasHapusKeknya aku pernah nonton deh film ini. Sungguh menarik karena mengangkat kisah2 natural yang terjadi pada keluarga. Khususnya tentang cinta kepada orang tua. Tugas merawat yang sering menjadi pertentangan antar saudara. Tapi bener kalimat bahwa "kebersamaan dan merawat orang tua tidak akan pernah terulang". Aaahhh touchy banget.
BalasHapusBaca sinopsisnya aja udah kebayang gw bakal nangis. Film apapun bertema ibu selalu sukses bikin aku mewek. Ini ceritanya relate sih ama kehidupanku. Meski org tua msh lengkap, tp udh sepuh, jd mau ga mau ya, anak lah yg gantian merawat.
BalasHapusOmongan Damar td jg nyentuh bgt. Masa kamu mau dikasih baby sister pas kamu nangis? Ini seolah menampar muka anak2 yg msh pny org tua tapi ga mau merawatnya, malah dikasih ke panti jompo/malah menelantarkannya.
Smg film ini menginspirasi bnyk org utk trs menjaga dan merawat org tua yg msh ada. Bgm pun, kita akan menyesal kalo org tua udh meninggal. Mau berbakti kpd siapa lagi kl ortu udh ga ada di dunia ini?
Semenjak liat akting Cut Mini di film Laskar Pelangi, aku jadi ngefans sama beliau ini.
BalasHapusCocok banget peranin sosok ibu / ibu guru karena keibuan banget.
Trus kalo cerita tentang keluarga tuh kaya ngga pake expired, bakalan related sampe kapanpun.
Bolehlah ini jadi referensi tontonan.
Ketika berada di posisi Damar ternyata tidak gampang, karena harus resign demi keluarga mereka. Ceritanya bagus dengan tema...
BalasHapusritmenya terkesan pelan ya?
BalasHapusKarena penuh debat dalam hati dan berbagai pertimbangan
yang seperti ini sangat membutuhkan akting yang ciamik dan penonton yang mengidolakan aktris/aktornya
Wahh aku suka nonton aktingnya Cut Mini. Berarti film ini bisa ditonton di aplikasi KlikFilm kah?
BalasHapusKalo film tentang keluarga, terutama ibu, emang mengharu-biru ya. Cocok ditonton di akhir pekan.
Huaa baru baca reviewnya saja, saya sudah terharu. Apalagi kalau lihat filmnya, harus sediain tissue nih. Emang ya, urusan orang tua dan anak tuh permasalahan sehari-hari yang ada di sekitar kita
BalasHapusBaca reviewnya aja udah mau mewek. Ingat orang tua yg sudah menjnggal semua, ingat pada saat sakitnya. Semoga film ini menginspirasi kita semua untuk selalu berbakti pada orang tua, sebelum mereka meninggalkan kita.
BalasHapusKayake bakal nangis deh menonton film ini.baca sinopsis dan cuplikan dialognya aja bikin nyes. Ah... ini kenapa akhir akhir ini filmnya bikin hati hangat gapi juga agak sesak .
BalasHapusSaya pasti bakal nangis deh nonton film ini. Yakin banget! Apalagi kalau baca sinopsisnya jadi agak mengingatkan dengan pengalaman pribadi. Siapin tissue yang banyak.
BalasHapusSetujuu bangett..
BalasHapusDitambah lagi godaan sebagai peran anak kepada orang tua yang seharusnya yang banyak banget godaan. Belum lagi kakak yg sellu mengambinghitamkan statusnya yg uda nikah, karna si adek masih lajang. Jd seakan yg wajib menjaga ortu adalah sang adek, pdhl semua anak wajib
Aku lihat poster dan judunya, aura sedihnya berasa banget. Jadi takut nonton
BalasHapusFilm Indonesia yang bagus. Beneran kaya akan nilai-nilai, terutama bakti kepada Ibu. Luar biasa keputusan Damar dan rupanya kak Fen pun pernah memilih resign untuk merawat orangtua. Aku sangat salut dan hormat kepada kalian yang sangat memperhatikan dan mengutamakan orangtua.
BalasHapusKebayang sih selama nonton ini film bakalan nangis aku tuh. Paling ga bisa nahan misal bahas terkait keluarga.
Kadang Saya menghindari film jenis ini karena suka bikin nangis hahhah. Tapi perlu juga ditonton untuk mengasah perasaan Kita dan lebih faham soal realita kehidupan
BalasHapusBaca latar belakang alurnya aja udah bikin mewek duluan. Huhu
BalasHapusPasti sepanjang film adegannya mengharu biru, mana pemeran ibunya jago akting pula, Cut Mini
Penasaran sama endingnya, soalnya kan si Damar ninggalin Laras pindah ke Solo tapi kok poster filmnya mereka duduk bertiga, apa jangan-jangan Laras ikut hijrah ke Solo buat nemenin Damar?
Waktu gakkan kembali.
BalasHapusIni bener banget.
Seandainya kalau apa yang kita inginkan bisa sejalan dengan apa yang kita sedang jalani... Film keluarga mengingatkan kita bahwa rumah-lah tempat kita kembali.
kalau soal orangtua berat banget dengernya, apalagi ini mengenai film yang kita liat juga visualnya. Bayangan kita udah pasti relate sama kehidupan sehari-hari, demi orang tua pengennya memberikan yang terbaik, termasuk merawatnya
BalasHapusbakalan sedih pastinya nonton ini film, apalagi yang main cut mini, totalitas soalnya
Belum pernah nonton film ini tapi tahu karena sering berseliweran cuplikannya, kayaknya memang bagus ya Mba Fen soalnya bercerita tentang kehidupan nyata sehari-hari dan pemainnya juga para artis senior udah pati totalitas banget aktingnya karena sudah berpengalaman, tapi baca beberapa review sepertinya harus siapin tisu banyak ya, duh suka ga kuat kalau nonton film tentang keluarga gitu, apalagi saya pernah ngalamin harus resign kerja untuk jaga orangtua
BalasHapusAku suka film ini
BalasHapusMeski ada beberapa scene terkesan kaku
Tapi akting "ibu" yang diperankan di sini memang sesuai kenyataan yang ada
Ah, aku jadi ingat bapakku yang pergi lebih dulu juga dan menyisakan banyak kenangan di mamaku dan aku sendiri
Ah, menyayat hati ya kak. Saya juga pasti bakal nangis deh nonton film ini. Baca sinopsisnya aja waduuuh
BalasHapusCut mini kalo ngambil peran gak pernah gagal.. dan peran-peran sebagai ibu selalu suses bikin kita terbawa sama emosinya peran dia.. keren banget
BalasHapusAku seriing sekali memikirkan ini..
BalasHapusMeskipun ibuku sehat wal'afiat, alhamdulillah.. tapi di keluargaku, aku satu-satunya anak perempuan. Yang katanya dari kecil, "Orangtua itu punya anak perempuan buat tempatnya bergantung di hari tua".
Semoga aku bisa seperti Damar yaa..
Bisa menghormati orangtua sekuat tenaga meski ujiannya kudu ninggalin pekerjaan mapan dan hubungan percintaan.
ya allah sedih banget ini film-nya aku bacanya ada sedih pasti bakal nangis deh kayaknya kalau nonton, aku paling ga bisa nih kalau cerita sedih soal orang tua gini
BalasHapusFilm keluarga mengingatkan kita untuk tetap menjejak di bumi (bahasa Sunda dari rumah). Dan karena diperankan oleh aktor-aktor yang tepat, maka film ini pastinya sangat meninggalkan kesan dan pesan yang mendalam.
BalasHapusSelalu suka dengan film bertema keluarga. Walau film ini udah lama ya tapi emang dari alur cerita yang dipaparkan di atas emang related dengan masa kini. Salutlah sama anak seperti Damar ini yang rela memutuskan resign untuk menemani Ibunya yang menderita alzhaimer. Wah, jd penasaran jg dengan ending cerita "Sampai Jadi Debu" ini. Apakah happy or sad ending?
BalasHapusHarus nonton nih, Film Sampai Jadi Debu. Tentu sebagai anak, harus memutuskan dengan bijak untuk Ibu yang menderita Alzhaimer.
BalasHapusKalau udah film tentang keluarga,takut banget nangis termehek-mehe khuhuh... Makasih udah review ya mba. Btw jadi keingat wafda ganteng bangeeett
BalasHapusmulai banyak ya film-film drama keluarga seperti sampai jadi debu, kemarin ada filmnya prilly yang tentang mental health karena keluarga broken homen, si debu ini justru tentang saling menguatkan antar anggota keluarga ya. setiap film punya inspirasi yang berbeda. bagus sih, film indonesia mulai bagus bagus dramanya
BalasHapuscerita seperti ini muncul karena relate dengan kehidupan kita sehari-hari ya.
BalasHapussaluut banget deh lihat pengorbanan anak yang seperti ini, karena momen dengan orang tua itu memang tidak bisa terulang lagi, sama dengan momen masa kecil dahulu ya.
film yang mengangkat tema keseharian seperti ini biasanya menguras air mata, apalagi bila ceritanya berkaitan dengan ibu, dijamin bakalan bikin nangis deh
BalasHapus