Langsung ke konten utama

Enyahlah Salah Jurusan

Fenni Bungsu (Curcol) --- Halo semua, apakah kamu pernah mendengar kalimat pendek, “Anda Salah Jurusan”. Bagi saya sih sebenarnya ada rasa bosan dengan tiga kata itu. Namun, setelah ditilik-tilik, bukan... Saya amat bosan dengan delapan suku kata itu! Ha ha ha, kesannya sama saja yah. Anggaplah seperti itu adanya. Hanya karena menyandang gelar titel sarjana apa, melamar kerjanya di bagian apa, ehhh.. dibilang salah jurusan. Padahal kan kalau menurut saya, yah nggak apa-apa juga gitu lho, nggak terlalu mirip atau serupa, apalagi bila memiliki skill alias keterampilan yang mumpuni. Bukannya begitu, yah?

[Baca Juga: Senin di Bulan Agustus]



Nah, saya pernah dong merasakannya. Nggak Cuma sekali saja sih, ada beberapa kali, tapi nggak banyak-banyak juga yang membicarakan kalimat itu, hahaha. Pernahnya sih waktu melamar ke sebuah lembaga bimbingan belajar dan lembaga manajemen. Padahal waktu seleksi administrasi saya lolos. Sayangnya pas tahap wawancara, kalimat itu pun terbang ke udara, hi hi.


cerita salah jurusan kuliah, kerja ketika salah jurusan, apa itu salah jurusan, mengapa jadinya salah jurusan, salah jurusan kuliah,


Itu baru sampai interview lho! Yups, belum diterima, alias belum sah menjadi pegawai. Yah iya juga, kalau udah sah jadi pegawai nggak mungkin pula kalimat itu terbawa oleh angin kan..

Lantas, seperti apa jika saya terus melangkah maju? Entahlah.. walau sebisa mungkin melakukan macam-macam sih. Misalnya saja melamar kerja ke yang mirip dengan pendidikan yang diambil, atau cari lowongan pekerjaan yang tulisannya, “Menerima semua jurusan”.

Walau demikian semangatnya saya, tetap ada rasa hanya ingin mengenyahkan Salah Jurusan! Soalnya menurut saya, kalau bisa nggak sama kan nggak apa-apa. Kecuali memang bidang ahli seperti dokter, arsitektur, perawat atau bidan, hakim, pengacara, dan sebagainya nah kalau yang seperti jadinya salah jurusan memang berbahaya, karena salah-salah kan jadi berakibat negatif.

[Baca Juga: Cerita Belum Kelar pada Bulan Januari]

Oleh karena itu, meski ketika kamu melamar kerja terus ditolak karena salah jurusan, harus diperhatikan bahwa sebelum melamar lihat-lihat dulu lembaganya mau terima atau nggak, lalu bila ingin tetap ke tempat itu juga yah berarti tambah lagi ilmu kamu untuk bisa masuk ke sana. Atau bila nggak, carilah yang sesuai dengan jurusanmu. Jadi biar nggak terlalu lama larut dengan kesedihan, harus bangkit dan percaya bahwa rezeki di bumi Allah Subhanahu Wata’ala ini sangat luas, carilah dan gapailah sebanyak mungkin dan jangan lupa untuk selalu bersyukur. Itu yang penting, ya kan kan…

Komentar

Tanto Fajrin mengatakan…
Sabar, tawakkal dan ikhtiar lebih keras lagi. Semangat trus....
Fenni Bungsu mengatakan…
Dibilang salah jurusan sangat nggak enak, memang.
Makasi dukungannya.
Tetap #SemangatCiee
amalia fajri mengatakan…
Tahapan wawancara memang begitu.
Sabar aja.
Fenni Bungsu mengatakan…
Makasi dukungannya
Tetap #SemangatCiee
Nurul Mutiara R.A mengatakan…
Wah aku aja sering dicurhati teman2ku yang sering merasa salah jurusan. Ketika tak tanya kok milihnya itu, jawabannya beragam. Ada yg karena pilihan ortu, guru, paman dan lain2. Aku mikirnya sih apapun yang terjadi kita kudu milih sendiri. Biar ada kelegaan hati atas pilihan yg kita ambil sendiri.
aji setiawan mengatakan…
Apapun jurusannya, kayaknya skill kita pribadi yang paling menentukan. jadi mending nyari kerja yang sesuai kemampuan kita, nggak melulu ssuai jurusan
Sasya zawafa mengatakan…
ya, harus tahu dulu sih, kecenderungan yang dimiliki biar gak salah jurusan kak, dan jangan ego selalu mendekat kepada Ilahi supaya lebih berkah deh..
Rachmanita AdindaRara mengatakan…
Aku dlu pas kuliah juga ngerasa salah jurusan harusnya kuliah dikomunikasi malah di komputer tapi sampe lulus sih
Gita Siwi mengatakan…
xixixi....aku dulu A1. Pada perjalanannya kuliah jurusan Humas dan berkaitan dengan sospol. Terus kerja di radio, isi suara, ngajar jadi rasanya pas aja antara talenta dan aplikasinya. A1 nya mah biar aja ...hahaha
moiismiy mengatakan…
Dulu waktu awal kuliah sering merasa salah jurusan. Tapi sekarang justru bersyukur banget. Karena jurusan yang aku ambil bisa ngobrol sama bule. Hehehehe.

Apapun jurusanya semangat terus mengasah skill. 😊
Riska Ngilan mengatakan…
Wkwkwkwk, saya dulu juga gitu Mba. Salah jurusan pas masih kuliah, lebih tepatnya hampir salah. Karena orangtua maunya di kesehatan saya ambilnya hukum. Semoat ditentang tapi ya karena saya ngotot, menang deh.
Indri mengatakan…
Udah pernah mengalami sih waktu kerja di airline padahal lulusan akuntansi. Tapi mo gimana lagi, aku enjoy meskipun salah jurusan
Ade UFi mengatakan…
Sebenernya kalimat salah jurusan bukan dr psikolog aja ke kita, tapi kita juga saat salah ambil jurusan keyika kuliah.. hahaha.. itu saya banget. Dan kenyataannya memang salah, tapi Allah yg maha tau. Karena menurut Allah disitulah garis rejeki saya. Saya malah dpt pekerjaan sesuai jurusan saya semua. Hahaha
Siti Nurjanah mengatakan…
Temanku banyak yang mengalami. Tapi sekarang itu udah bukan suatu yg wah.
Banyak juga pekerjaannya ga sesuai sama jurusan kuliahnya tapi tetep berprestasi