Langsung ke konten utama

Review [Mencari Thinker Bell] - Petualangan Never Girls: Di Hutan Gelap


Judul Buku: [Mencari Thinker Bell] - Petualangan Never Girls: Di Hutan Gelap
Judul Asli: Finding Thinker Bell – A Never Girls Adventure: Through The Dark Forest
Pengarang: Kiki Thorpe
Alih Bahasa: Debbie Daisy Natalia
Cetakan: Pertama
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2019
Tebal: 128 halaman, terdiri dari 10 bab
Genre: Fantasi
Harga: Rp 43.000,-
Skor: 3,5/5

Buku [Mencari Thinker Bell] - Petualangan Never Girls: Di Hutan Gelap , Resensi Buku [Mencari Thinker Bell] - Petualangan Never Girls: Di Hutan Gelap , Ulasan buku [Mencari Thinker Bell] - Petualangan Never Girls: Di Hutan Gelap , harga buku [Mencari Thinker Bell] - Petualangan Never Girls: Di Hutan Gelap , pengarang buku [Mencari Thinker Bell] - Petualangan Never Girls: Di Hutan Gelap , penerbit buku [Mencari Thinker Bell] - Petualangan Never Girls: Di Hutan Gelap , review Finding Thinker Bell – A Never Girls Adventure: Through The Dark Forest

***

Secuil Cerita [Mencari Thinker Bell] –
Petualangan Never Girls: Di Hutan Gelap

Empat gadis bernama Kate McCrady, Lainey Winters, Mia Vasquez, dan Gabby Vasquez bersahabat dengan peri-peri dari Pixie Hollow, salah satunya adalah Thinker Bell. Mereka kehilangan jejak sahabatnya itu, dan berusaha untuk mencari dimana keberadaan Thinker Bell. 

Dalam perjalanannya, mereka pun meninggalkan Never Land dan tiba di Pulau Bayangan. Di dalam pulau yang gelap itu mereka susuri hingga ke dalam hutan yang gelap. 

Di sana mereka bertemu sprite, dan banyak lain hal, dimana harus melalui rintangan dan memecahkan teka-teki. Dengan cara yang ramah nan bersahabat, ternyata permasalahan bisa diatasi.
Yang mereka lihat bukan kami, Mia menyadari. Tapi para peri. Para sprite terpana oleh cahaya para peri. – Hlm 58.

Buku [Mencari Thinker Bell] - Petualangan Never Girls: Di Hutan Gelap , Resensi Buku [Mencari Thinker Bell] - Petualangan Never Girls: Di Hutan Gelap , Ulasan buku [Mencari Thinker Bell] - Petualangan Never Girls: Di Hutan Gelap , harga buku [Mencari Thinker Bell] - Petualangan Never Girls: Di Hutan Gelap , pengarang buku [Mencari Thinker Bell] - Petualangan Never Girls: Di Hutan Gelap , penerbit buku [Mencari Thinker Bell] - Petualangan Never Girls: Di Hutan Gelap , review Finding Thinker Bell – A Never Girls Adventure: Through The Dark Forest

Cerita Peri-peri Baik Hati di Era Jaman Now

Bila dikaitkan antara peri dengan dunia nyata era masa kini, mungkin hal tersebut tidak akan mungkin. Istilahnya adalah, mana ada sih peri di jaman now? Khayalan manusia aja itu sih.

Dikatakan khayalan, ya memang benar, sebagaimana yang saya tuliskan bahwa buku dengan judul asli Finding Thinker Bell – A Never Girls Adventure: Through The Dark Forest ini bergenre fantasi. 


review buku terbaru gagasmedia


Meski begitu, masih dapat dibaca oleh yang sudah dewasa, karena ada hal-hal mungkin terlewatkan oleh kita ketika menghadapi masalah, seperti:
  • Tidak berani menyelesaikan masalah sampai selesai. Jadi lebih sering menghindari atau pergi tanpa sempat menghadapinya secara mandiri. Hayo apakah kamu suka begitu? 
  • Saat bermusyawarah, tidak menurunkan ego masing-masing, sehingga keputusan berakhir tanpa kesepakatan.
“Jadi kita tidak memecahkan masalah apapun,” keluh Mia. “Lebih baik kita pergi dan menyampaikan berita buruk ini kepada para sprite.” – Hlm 107.

Buku [Mencari Thinker Bell] - Petualangan Never Girls: Di Hutan Gelap , Resensi Buku [Mencari Thinker Bell] - Petualangan Never Girls: Di Hutan Gelap , Ulasan buku [Mencari Thinker Bell] - Petualangan Never Girls: Di Hutan Gelap , harga buku [Mencari Thinker Bell] - Petualangan Never Girls: Di Hutan Gelap , pengarang buku [Mencari Thinker Bell] - Petualangan Never Girls: Di Hutan Gelap , penerbit buku [Mencari Thinker Bell] - Petualangan Never Girls: Di Hutan Gelap , review Finding Thinker Bell – A Never Girls Adventure: Through The Dark Forest
ilustrasi hutan - dok. pixabay


Kembali kepada serial kisah fantasi yang dapat dibaca untuk anak-anak minimal 7 tahun ini, bahwa dalam kehidupan nyata pun sebenarnya terdapat peri-peri yang baik hati. 

Namun memang wujudnya tidak seperti yang digambarkan dalam buku fantasi, biasanya contoh peri baik itu orang-orang yang telah menolong dalam kondisi kita kurang memadai. Oleh karenanya, cerita tentang peri yang baik hati masih relevan untuk kita ambil hikmahnya di era Jaman Now.
Jalan cerita mengalir diungkapkan oleh Kiki Thorpe, dengan disertai adanya ilustrasi pada bagian-bagian cerita oleh Jana Christy. Kesan misterius yang disesuaikan dengan judulnya, fix keren untuk buku berjudul [Mencari Thinker Bell] – Petualangan Never Girls: Di Hutan Gelap. Begitupun ilustrasi di bagian cover belakang, tampak bahwa kisah ini terdapat unsur persahabatan antar tokohnya.

Sayangnya buku yang terdiri dari 10 bab ini kurang saya suka pada bagian cover depannya, yaitu terdapat glitter. Mungkin untuk menimbulkan efek cahaya peri yang memang saat kita pantulkan di depan cahaya lampu, maka akan tampak berkilau. 

Hanya saja ketika memegang buku ini dan menyentuh gliter tersebut, jadilah jari-jari kita pun akan terdapat gliter.

Buku [Mencari Thinker Bell] - Petualangan Never Girls: Di Hutan Gelap , Resensi Buku [Mencari Thinker Bell] - Petualangan Never Girls: Di Hutan Gelap , Ulasan buku [Mencari Thinker Bell] - Petualangan Never Girls: Di Hutan Gelap , harga buku [Mencari Thinker Bell] - Petualangan Never Girls: Di Hutan Gelap , pengarang buku [Mencari Thinker Bell] - Petualangan Never Girls: Di Hutan Gelap , penerbit buku [Mencari Thinker Bell] - Petualangan Never Girls: Di Hutan Gelap , review Finding Thinker Bell – A Never Girls Adventure: Through The Dark Forest


[Baca Juga: Resensi Aplikasi Pencari Rezeki] 

Buku yang saya ulas ini merupakan seri kedua, dapat saya katakan adalah bacaan sekali duduk. Cukup menghibur dan bisa ditarik hikmah positif kala dibaca oleh anak-anak, tak terkecuali bagi orang dewasa. Sebab adakalanya kita yang telah dewasa dapat mengambil pelajaran juga dari anak-anak, karena proses belajar tidak terbatas pada usia. Selamat membaca buku yang berjudul asli: Finding Thinker Bell – A Never Girls Adventure: Through The Dark Forest ini.




Komentar

http://kakilasak.com/ mengatakan…
128 halaman ya, sepertinya ceritanya rimgan dan menyenangkan. Peri perian memang masih relevan, cuma bener td bahwa ga harus dalam rupa perempuan cantik hehe
nurul rahma mengatakan…
Owalaaahh, glitter di cover buku ini bisa nempel di tangan gitu ya?
Hmm, padahal kalo baca review-nya ni buku menarik bangeettt
semoga masukan ttg glitter ini bisa sampai ke tim penerbit
Terimakasih banget reviewnya mbak. Sepertinya menarik ya. Cuma inget ma buku yang menumpuk dirumah dan belum dibaca, sepertinya harus itu dulu yang diselesaikan. Hehehe...
Rey - reyneraea.com mengatakan…
Menarik banget nih, khususnya pesannya yang sungguh berarti banget.
Sering banget tuh orang-orang tidak mau menurunkan ego dalam musyawarah, akhirnya masalah tetap ada tanpa keputusan yang baik :(
Rey - reyneraea.com mengatakan…
Pun juga banyak orang dewasa yang memilih lari dari masalah, bukannya dikomunikasikan tapi malah kabur.

Semoga nanti anak-anak saya tidak masuk golongan orang seperti itu, demikian juga saya :)
Ida Raihan mengatakan…
Judulnya panjang banget ya. Aku suka baca cerita yang berpetualang di hutan gitu. Sayangnya ini la belum baca buku lagi.
Triani Retno A mengatakan…
Cerita klasik niiih... :)) Btw, sekarang juga banyak peri ya. Peri Hatin :D
Siska Dwyta mengatakan…
Jadi ini bukuny juga bisa dibaca oleh orang dewasa ya Mbak karena ada pesannya juga yang menyentil. Kayaknya bagus juga untuk dibacakan ke anak2 ya sambil dijelasin seperti yang Mbak jelaskan di atas gambara peri2 dalam kehidupan nyata adalah orang2 yang baik dan suka menolong.
kartika mengatakan…
Aku selalu suka lo cerita2 peri gitu. Ingat masa lalu jadinya hehe dan memang perlu lho sesekali kita diingatkan padah hal2 remeh dan indah, agar lebih bersyukur saja
Dee_Arif mengatakan…
Bagi anak2ku yg perempuan, cerita ttg peri slalu menarik buat mereka..
Klo aku bacain crita ini, pasti mereka juga senang ya
Reviewnya menarik, Mbak. Bahkan dari buku-buku bergenre fantasi gini pun banyak pesan moral yang kita dapatkan ya. Juga related dengan kehidupan sehari-hari.
Lia Yuliani mengatakan…
Ini buku anak, ya, Mbak? Kayaknya seru, ya, kalau baca reviewnya. Banyak hikmah atau pengajaran juga dari buku ini
Reni Dwi Astuti mengatakan…
Thinker Bell ini cerita kesukaannya anakku yang kecil, ide ceritanya bikin dia mau diulang-ulang bacanya, sampek emaknya bosen hahaha
Rey - reyneraea.com mengatakan…
Kayaknya memang tuh sampulnya wajib di lapisi plastik ya, biar glitternya ga hilang dan ga cepat rusak juga hihihi.
Bisa juga melatih agar menyayangi buku :)
Agus Warteg mengatakan…
Wah, kalo ngomongin thinker bell kok jadi ingat film animasi Peter Pan, thinker bell yang jadi perinya kan.
Rahma Liasa Zaini mengatakan…
Sudah ;ama nih mbak saya tidak membaca buku fantasi, terimakasih atas reviewnya kak. Sepertinya ini bisa menjadi wish list saya untuk beli buku diwaktu dekat
Indri Cume mengatakan…
Wah ceritanya kyaknya seru bnget ya hhi duh jd pngen baca jg soalnya udh lama bnget nih ga baca" buku jd kangen. Apalagi klo ceritanya yg menarik&ga monoton aku suka bnget nih
Triyatni A. mengatakan…
Saya paling suka nih buku fantasi jenis gini. Mungkin karena memang lebih ditujukan ke anak-anak kali ya jadi agak tipis. Biasanya buku fantasi itu tebel-tebel banget. Reviewnya mantap Kak Fen. Mau cari di ipusnas ah hihi
Silvie Permatasari mengatakan…
Aku jsrang banget beli buku fantasi. Untuk anak pun buku fantasi cendrung yang tipis kira kira 10-20 halaman aja. Karena kadang kalau bacain kalau kepanjangan suka males.. hehehe..

Sekarang pas kakak udah bisa baca dia malah seneng milih buku sendiri.

Tapi bisa jadi regreferensi buku buat adiknya yg cewek.. pasti suka nih buku tema thinker bell
Larasatinesa mengatakan…
Udah lama nggak baca buku fantasi mba. Ceritanya klasik tapi banyak hikmahnya ya. Boleh nih jadi rekomendasi pas lagi penat urus kerjaan.
Orin's Journal mengatakan…
seru banget jadi pengen baca langsung bukunya, dari kecil suka sama genre fantasi gini dan jadi keingetan belom sempet baca buku lagi sekian purnama haha
April Hamsa mengatakan…
Ini sebenarnya buku buat anak gtu gak sih hehe tapi masih cocok dibaca org dewasa ya mbak? Karena pesan moralnya juga kek dapat gtu ya mbak :D
Aku suka ilustrasinya apik sekali, bikinan Disney emang oke deh.
Rani Retnosari Mantriana mengatakan…
Jadi kangen baca buku fantasi kayak gini nih, seru aja sih kita seakan masuk ke dalam cerita dan berpetualang disana. Udah lama banget terakhir SMP kayaknya aku baca buku fantasi, sekarang udah kerja, udah berapa lama tuuuh, hehehe
Fazirotul Firdaus mengatakan…
Judul bukunya catching banget nih mbak, kayaknya aku yg girly banget bakal suka sama ini karena udah gak tahan lihat namanya, Tinkerbell. Yah, ketauan deh sering nonton Tinkerbell😂
Gifta Alvina mengatakan…
Mungkin karena genrenga buku anak-anak jadinya dikasih Glitter mba. Padahal sebetulnya glitter itu bikin tangan juga jadi kotor yaa.

Cerita fantasi untuk saya sih bisa dinikmati semua umur, saya juga suka cerita fantasi soalnya hehe.
Herva Yulyanti mengatakan…
Mba kebalikan sama aku, aku suka yang glitter2 gitu apalagi kalau diliat anakku pasti pada suka hahaha udah lama ga bikin review buku, baca ini jadi semangat membaca dan menulis lagi
Hairun Nisa mengatakan…
jadi inget sama salah seorang temen lamaku yang suka pake banget sama tokoh yang satu ini. Aku percaya fiksi bisa dinikmati siapa saja tapi anyway mbak aku mau nanya, ini bukunya diperuntukkan untuk usia berapa sampai berapa?
Diayu Refina Sembiring mengatakan…
Bukunya utk anak 7 tahun minimal ya mba, 100 lembar lebih lagi. Mgkin jadi wishlist dl deh buat si kecil 😂
d'pearl mengatakan…
udah lama ga baca buku peri2an begini, dulu waktu kecil suka banget. Btw, saya justru suka dengan cover glitter mbak, cantik gitu. hhahaha. -Mutiara Fhatrina
Visya Al Biruni mengatakan…
Iyesss meskipun fantasi tapi btetap mengandung hikmah yang bisa dipetik yah Mbak Fen. Btw udah lama ngga baca genre fantasi euy. Bolehh nih pinjem hehe
Rizka Edmanda mengatakan…
Kalau untuk anakku seperttinya bisa nih, dibacakan sebelum tidur tapi harus agak dijelaskan karena temanya fantasj jadi mungki anak yang masih balita agak sulit mencerna
www.faradiladputri.com mengatakan…
Aku kira tinker bell kaya kaya di peter pan hehehe ternyata Thinker yaaa. Me arik juga buat dibaca saat free time
ajeng natassia mengatakan…
Setuju banget mba sama yang bagian terakhir kalau kita yang dewasa juga bisa belajar dari kisah anak-anak. Pesan positifnya kadang suka terlupa di dalam kehidupan sehari-hari orang dewasa. Makasih sharingnya mba Fenni :)
Susi Susindra mengatakan…
Iya, ya, kalau fiksi itu, 128 halaman bisa dikatakan sekali duduk meski nanti lupa masak dan beres2 saking keasyikannya. hihihi.

Alasan saya berhenti membaca fiksi juga karena saya sering lupa waktu dan lupa diri, keasyikan membaca.
Nabila Cahya Haqi mengatakan…
Udah lama banget aku nggak baca buku non fiksi atau novek-novel gitu.. Sukanya yang parenting atau islami aja, hehe. Itupun curi-curi waktu pas bayi bobok, hehe.
Elva Susanti mengatakan…
Buku bagus nih mbak Feni, saya jadi penasaran buat membacanya sampai tuntas. Pas banget hari ini mau ke gramedia
Nanik nara mengatakan…
Wah kalau anak saya tahu, pasti minta dibelikan nih. Dia tuh udah hampir 10 tahun, tapi masih suka aja buku peri peri gitu
Meilia Wuryantati mengatakan…
Menarik ini, tapi aku tuh males banget suruh baca buku.. kalau beli belum slese dah ngglethak aja.. hmmm bagus juga nih buku biar anakku juga ikutan baca...kan bermanfaat dibaca banyak orang yah😊❤️