Langsung ke konten utama

TMFCBT for AKM: Aplikasi Tanpa Sinyal, Tanpa Server, untuk Kemudahan Siswa Belajar

TMFCBT for AKM maman sulaeman

Teknologi tidak akan pernah menggantikan guru yang hebat tetapi teknologi di tangan guru yang hebat itu transformasional.” – George Couras

Kutipan dari George Couras di atas mengingatkan saya akan pentingnya peran guru. Teringat pada tahun 2017, ketika saya bertugas untuk mengajar di Bimbingan Belajar, saat itu terbesit bahwa pengajar tidak hanya memiliki tugas penting untuk mendidik para peserta didik, tetapi juga mengarahkan agar teknologi dapat menjadi sahabat yang bermanfaat untuk mereka.


Tidak Ada Jaringan Internet di Kelas

Peran pengajar amat krusial baik menyikapi teknologi yang kebermanfaatannya hadir di segala bidang. Seperti yang dilakukan oleh Pak Maman Sulaeman. Profesinya sebagai pengajar Teknik Komputer di SMK Gondang Wonopringgo semenjak tahun 2013, ia melihat kondisi di sekolahnya yang kurang memadai akses internet ketika melaksanakan ujian serentak. Terlebih lagi, kendala jaringan dirasakan pada tiap kelas, karena tidak ada akses wi-fi.


“Saat ujian siswa terkendala sinyal dan kuota. Ada yang tiba-tiba putus ketika mengerjakan ujian, sinyal tidak stabil. Sehingga tergerak untuk membuat aplikasi ujian tanpa server, tanpa harus ada kuota khusus,” cerita Pak Maman Sulaeman di acara awarding 12th SATU Indonesia Awards 2021.

maman sulaeman satu indonesia awards

Ya, pandemi menjadikan pergerakan sangat terbatas. Begitupun untuk bidang Pendidikan, dimana pembelajaran dilakukan secara daring dengan mengandalkan internet. Otomatis sinyal dan kuota akan menjadi tumpuan sekaligus kendala. Melalui aplikasi, Pak Maman Sulaeman gerak cepat dalam menemukan solusi. Lebih lengkapnya aplikasi itu bernama TMFCBT for AKM.


Tanpa Sinyal, Tanpa Server

Aplikasi penilaian belajar mode darurat tanpa sinyal, tanpa kuota itu, telah memudahkan siswa yang tidak memiliki kuota dengan dikirimkannya soal ujian melalui whatsapp. Sedangkan siswa yang terkendala jaringan dapat memanfaatkan bluetooth, sehingga tanpa perlu internet dan kuota. Kemudian, ketika ujian berlangsung para siswa cukup membukanya lalu mengerjakannya. Kala masa ujian selesai, maka soal tadi tidak dapat dibuka kembali.

Baca Juga: Kirim File ke G-Drive Bebas Worry

Hebatnya transformasional yang dilakukan oleh seorang guru dengan mengandalkan teknologi untuk dunia pendidikan, akan makin meluas lagi tatkala banyak yang merasakan manfaatnya. Aplikasi gagasan Pak Maman Sulaeman ini pun telah tersebar ke 25 sekolah di 10 provinsi, yaitu Aceh, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Utara.

Aplikasi Tanpa Sinyal, Tanpa Server

Sekolah yang ingin melaksanakan ujian serentak secara digital atau daring, tidak lagi dipusingkan dengan sinyal internet. Kegiatan tersebut dapat mudah dilaksanakan tanpa harus memiliki server hosting yang andal, maupun prasarana jaringan wifi yang memadai. Sehingga pelaksanaan ujian dapat berjalan lancar meski berada di lokasi yang berbeda.


Kesimpulan

Dalam menjalankan kehidupan, pasti ada saja kendalanya. Maka atasi kendala tersebut baik secara individu maupun bersama. Cari solusinya dengan sabar, dan ketika menemukan jalannya bisa berbagi manfaat kepada yang membutuhkan.

Baca Juga: Cari Kerja di Aplikasi Pencari Kerja Atma

Begitu pun momen pembelajaran secara daring, kendala pasti banyak dihadapi oleh peserta didik maupun pengajar. Namun jangan jadikan keterbatasan itu dengan berdiam diri tanpa berbuat sesuatu yang baik. Pak Maman Sualeman, memberikan inspirasi tersebut untuk bangkit dan bergerak demi masa depan Pendidikan Indonesia yang lebih baik.

cara kerja aplikasi tanpa sinyal

“Mungkin kita akan sedikit mengalami kendala. Coba terus, coba terus, trial and error pasti di satu titik kita akan menemukan jalan terangnya, maka galilah terus jalan terang itu hingga menemukan solusi yang bermanfaat”. Pak Maman Sulaeman, Pemenang SATU Indonesia Awards, Kategori Pejuang Tanpa Pamrih di Masa Pandemi Covid-19.


Sumber materi:

  • https://da-dk.facebook.com/mamansulaeman86
  • https://jateng.idntimes.com/news/jateng/anggun-puspitoningrum-1/maman-permudah-belajar-siswa-dengan-aplikasi-tanpa-sinyal-tanpa-server 
  • https://www.youtube.com/watch?v=Z_WZbiFUnEA

Komentar

Mporatne mengatakan…
Dibalik kekurangan akan membuat kita berupaya keluar dari kesulitan.yakin selalu ada solusi.selamatya pak dapat penghargaan dari Astra
Bambang Irwanto mengatakan…
Ini keren sekali, ya. bagaimana harus berpikir kreati dan inovati di tengah kekurangan. Dan memang saatini kebutuhan kuota dengan sinyal kuat mejadi kewajiban. Tapi dengan adanya aplikasi tanpa server, dan tidak perlu sinyal dan kuota, pastinya ini sangat membantu bagi para siswa juga guru.
Yuni Handono mengatakan…
Salut dengan upaya pak Maman menciptakan aplikasi tanpa sinyal internet dan kuota. Memang kendala yang dihadapi peserta didik saat sekolah daring adalah kuota internet. Terlebih saat harus mengikuti google class meet yang menguras kuota internet. Bila sinyal tidak mendukung maka sambungan internet tiba2 putus, padahal materi belum sepenuhnya diterima siswa. Bagaimana jika hal ini terjadi saat ujian? Pastinya sangat merugikan siswa. Bersyukur ada aplikasi tanpa kuota ini, sehingga siswa pun tidak terkendala saat harus mengikuti pembelajaran secara daring atau saat mengerjakan ujian online.
Okti Li mengatakan…
Perjuangan Pak Maman ini sangat membantu pelajar di daerah seperti di Cianjur Selatan ini. Disini sinyal masih susah, internet masuk tapi ya lemotnya minta ampun. Bahkan bisa mati kalau cuaca buruk.
Kanianingsih mengatakan…
wah pa maman keren dg inovasinya, hebat, salut dg tenaga pendidik yg bisa berinovasi seperti ini untuk kemajuan anak2 bangsa. Pantas diberi award. sy juga merasakn sih pas pandemi kemarin saat sinyal internet terganggu proses belajar anak jd terganggu dan membuat kondisi mental anak terganggu jg karena ia merasa tertinggal
Siti Mustiani mengatakan…
Waaahh kereeeen, salut sama inovasi dan semangatnya. Semoga semakin banyak orang-orang Indonesia yang inspiratif seperti ini juga yaaa. Bangga ❤️❤️❤️❤️
Ririn Wandes mengatakan…
Saya tuh suka bete saat tidak ada jaringan atau susah sinyal mau ngajar di kelas. Ribeet pastinya ketika butuh aplikasi yg bisa dipakai tunggu sinyal ya. Boleh juga dicoba inovasi yang begini deh biar makin banyak terobosan baru ke depannya.
Ayu Natih Widhiarini mengatakan…
Sinyal memang sudah menjadi kebutuhan pokok saat ini yaa mba, semua harus terhubung vbia internet.
Salut sama semangat dan inovasi dari Pak Mamam ini, demi kemajuan pendidikan anak bangsa.
Monica Anggen mengatakan…
Wah salut! Ada yang ternyata aplikasi untuk belajar yang bisa diakses tanpa sinyal dan tanpa server. Ini jelas membantu banget nih untuk anak-anak belajar, terutama untuk yang tinggal di daerah susah sinyal.
atiq - catatanatiqoh mengatakan…
keren, ini membantu banget ya buat yang masih kesulitan dapat sinyak karena ya nyatanya di Indonesia masih banyak daerah yg belum kejangkau internet, tp kemajuan teknologi sudah menuntut buat semuanya serba canggih dan cepat. Iin bisa jadi solusi banget :)
Wiwid Nurwidayati mengatakan…
jujur keren banget dengan penemuan bapak maman. sedikit sekali guru yang mau memikirkan kepentingan orang banyak. Semoga sinyal internet semakin merata hingga ke pelosok negeri
Nabilla DP mengatakan…
keren banget emang inovasi beliau. kayaknya setau saya temuannya ini juga udah banyak diadopsi ama beberapa sekolah.. tinggal ajukan aja ke pemerintah nih kayaknya ya biar bisa jadi solusi
Dee_Arif mengatakan…
Inspiratif sekali yang dilakukan oleh pak Maman ini ya mbak
Menghadirkan solusi ditengah keterbatasan
Tak heran pak Maman dapat penghargaan SATU Indonesia Award
Nengsih mengatakan…
Keren nih pak Maman. Bisa membuat aplikasi tanpa server, tanpa sinyal. Ini tentu sangat memudahkan siswa dalam belajar secara daring. Dan perlu disebar luaskan ke masyarakat daerah lainnya yang terkendala sinyal nih. Keren! Emang patut dapat penghargaan.
Leyla Hana mengatakan…
Mantul nih Pak Maman. Semoga makin banyak guru yang seperti beliau ya. Bersungguh-sungguh mencerdaskan anak bangsa meskipun mengalami halang rintang.
gemaulani mengatakan…
Pak Maman Sulaeman inovasinya keren banget mengagas bikin aplikasi TMFCBT for AKM. Yang sulit jaringan internet jadi gak masalah pas ujian. Udah tersebar di 25 sekolah di 10 provinsi ya mbak appnya. Pantes aja jadi Pemenang SATU Indonesia Awards
Arni mengatakan…
Pak Maman hebaaat.
Pantang menyerah pada keterbatasan. Semoga menjadi inspirasi bagi murid-muridnya bahwa semua bisa diraih asal mau berusaha. Sukses selalu buat semuanya.
Heizyi mengatakan…
Saat ini memang kebutuhan belajar siswa bertambah dengan adanya digitalisasi. Namun tidak semua organisasi belajar memiliki kondisi yang mendukung. Dengan adanya aplikais tnpa sinyal dan tanpa inyernet semacma ini, pasti sangat membantu sekali bagi pengajawa, siswa maupun semua yang terlibat untuk lebih aktif dalam prose belajar mengajar