Langsung ke konten utama

Kuy, Kita Bergandengan Tangan Bersama Membangun Daerah 3T


Kuy, Kita Bergandengan Tangan Bersama Membangun Daerah 3T (Lingkungan) — Tak disangka sebentar lagi akan memasuki bulan Ramadhan. Hanya menghitung jam saja, bulan yang ditunggu banyak orang itu akan membawa ke suasana syahdu. Meski tak dapat dipungkiri, belum benar masuk bulan Ramadhan sudah banyak berseliweran pariwara persiapan berbuka dan kue lebaran di supermarket, hmm. Ini fenomena yang unik dialami di Jakarta. Apakah hal yang sama juga dirasakan di seluruh tempat termasuk daerah 3T? Mungkin saja, tapi sebenarnya saya tidak membahas panjang soal Ramadhan sih, tepatnya ingin mengulas mengenai daerah 3T yaitu Terdepan, Terluar, dan Tertinggal karena terkait dengan perubahan untuk Indonesia yang lebih baik.



Tentang Daerah 3T

Indonesia adalah negara yang berada di kawasan Asia Tenggara. Sebuah negara kepulauan yang terdiri dari lima pulau terbesar, yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Dari lima pulau itu terdiri dari 34 provinsi yang terbagi lagi menjadi kotamadya hingga kabupaten. Tiap antar daerah ada yang dipisahkan oleh aliran sungai, pegunungan, perbukitan, dan lautan. Dari situlah kondisi geografis antar tempat tidaklah sama dimana ada yang berdekatan dengan kota, bahkan hampir mendekati garis batas dengan negara lain menjadikan adanya daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal. 




Daerah 3T mungkin terdengar belum akrab di telinga, terutama generasi millenial. Sebab lokasi ini yang sulit untuk dijangkau, serta terabaikan dari sorotan destinasi untuk berkunjung. Padahal sebenarnya menyimpan banyak potensi baik itu dalam hal kuliner, wisata maupun keunikan budaya lokal. Maka tak pelak bila Daerah 3T belum seperti daerah yang dekat dengan perkotaan maupun ibukota provinsi yang dapat membangun dan menghasilkan pendapatan lebih baik.


Dampak Buruk Bila Pembangunan Tidak Merata di Daerah 3T

Pembangunan negara tentunya ditujukan untuk seluruh masyarakat dimanapun berada. Bila dilihat dari segi ekonomi, pembangunan tidak merata tentu akan memberikan dampak buruk yaitu kemiskinan yang tidak dapat dielakkan. Terkait ekonomi maka akan terpaut pula dengan kesehatan, karena dapat berakibat pada kasus gizi buruk (stunting), kekurangan pasokan air bersih hingga infeksi penyakit seperti Malaria, dan TBC.

Penanganan infrastruktur juga sangat berpengaruh dimana akses lintas antar daerah yang belum mendukung menjadi hambatan. Bukan itu saja, pendidikan pun menjadi sorotan utama juga, dikarenakan masih terdapat kekurangan guru yang terlatih menjadikan banyak anak yang mengulang kelas, dan penguasaan literasi yang kurang. Sangkut paut antar bidang itulah, menjadi gagasan untuk mengupayakan bagaimana cara agar Daerah 3T dapat membangun baik secara mandiri maupun melalui dukungan dari berbagai pihak, sehingga pemerataan dapat dirasakan oleh masyarakat di segala segi.


Solusi Jitu Membangun Daerah 3T

Di era industri 4.0 sudah menjadi pembahasan hangat bahwa teknologi menjadi tumpuan dalam segala bidang. Pendirian perusahaan rintisan (startup) yang senantiasa dipelopori oleh generasi milenial membangkitkan semangat bahwa yang muda mampu berkarya. Oleh karena itu peran serta kaum milenial untuk membangun desa diperlukan, agar pemerataan di segala bidang bisa dirasakan, dan menjadikan media sosial sebagai media promosi sehingga Daerah 3T dapat pula menjadi destinasi wisata dan kuliner favorit. 





Usaha masih dilakukan pemerintah saat ini yaitu melalui Dana Desa yang cukup memberikan dampak baik, karena dapat dimanfaatkan untuk membangun sarana air bersih, dan pembangunan infrastruktur lainnya. Dalam bidang pertahanan pun juga harus selalu dikuatkan. Dukungan Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai pemangku garda terdepan keamanan negara dengan memperkuat perbatasan negara sangat utama. Dengan begitu suasana tetap aman dan kondusif sehingga kedamaian di setiap negeri sangat menenangkan jiwa dan raga.

Dalam hal pendidikan, penguatan pendidikan karakter demi terwujudnya pendidikan yang efektif melalui pendekatan budaya lokal masih diupayakan. Tak dinyana, peran serta perempuan untuk membangun daerah 3T juga diperlukan. Sebagaimana yang saya lansir dari laman kemendes.go.id bahwa telah disepakatinya kerjasama antara Kemendes PDTT (Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi) dengan KemenPPPA (Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) guna percepatan pengarusutamaan gender dalam pembangunan di desa, daerah tertinggal dan transmigrasi.

Masyarakat maupun pemerintah daerah yang tinggal di daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal, harus turut andil membangun dengan cara membuka diri tanpa menghilangkan ciri khas setempat dan mau mengembangkan potensi daerahnya. Misalnya membuat cenderamata atau kuliner khas setempat yang dapat di jual di sekitar lokasi wisata atau mengadakan pagelaran kebudayaan lokal sehingga menarik para wisatawan dan tentu akan menghasilkan pemasukan untuk daerah. Selanjutnya, diimbangi pula oleh para pendatang atau wisawatan yang berkunjung dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan dan kebudayaan sekitar serta merangkul melalui pikiran positif bahwa kita adalah satu bangsa, satu Indonesia.


Aksi Tanggap Membangun Daerah 3T

Dukungan dari berbagai pihak demi pembangunan merata di Daerah 3T masih mengalir, karena pelaku usaha pun terlibat melalui penanaman modal. Dengan berinvestasi maka perekonomian dapat menjadi kuat, seperti yang dilakukan oleh KORINDO Group. Perusahaan swasta yang berkantor di bilangan MT Haryono Jakarta ini, telah turut mendukung pada pengembangan bisnis ekonomi dengan menjunjung tinggi produk ramah lingkungan.  



Perhatian KORINDO Group diwujudkan melalui upaya di berbagai bidang, seperti permasalahan kesehatan di Kabupaten Asmat dan Kabupaten Boven Digoel. Hal tersebut dikarenakan kasus stunting yang sempat mencuat ke permukaan. Kesigapan pun dilakukan dengan cepat dari berbagai pihak, termasuk KORINDO Group sehingga masalah gizi buruk pun dapat ditangani. Strategi mantap pun dilakukan pula melalui Klinik Asiki agar masyarakat dapat memanfaatkan layanan kesehatan yang beroperasi selama 24 jam itu.

Hadir pada tanggal 2 September 2017 lalu itu, klinik yang mendapat predikat Klinik Terbaik tingkat Provinsi Papua versi BPJS Kesehatan tahun 2017 ini menjadi andalan tidak hanya warga sekitar, melainkan hingga dari negara tetangga pun juga, yaitu Papua New Guinea. Didukung dengan fasilitas yang modern, para tenaga medis dan dokter yang memberikan penyuluhan serta sosialisasi secara langsung ke rumah warga atau layanan mobile services, sehingga infeksi penyakit dapat ditekan. 



Tak sampai di situ, perhatian KORINDO Group melalui lima pilar terhadap Lingkungan, Ekonomi, Pendidikan, Kesehatan, dan Infrastruktur menempatkan perusahaan yang berfokus pada bisnis perkebunan, produk kertas, produk kehutanan, konstruksi dan industri berat, logistik, real estat dan layanan finansial ini telah meraih penghargaan Padmamitra Award di tahun 2018. Penghargaan tersebut diberikan dan dinilai langsung oleh Kementerian Sosial Indonesia sebagai apresiasi kepada dunia usaha untuk peran dan perhatiannya pada sosial kemasyarakatan.


Sumber: korindo.co.id


Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa, kerjasama semua pihak untuk membangun Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal dapat diibaratkan seperti bergandengan tangan. Pada bagian tangan terdapat jari-jari yang berkaitan satu sama lain. Bila jari-jari ini tidak bersatu padu misalnya untuk menggenggam, maka tangan tidak atau belum berfungsi dengan baik. Oleh karena itu, dengan saling bergandengan tangan membangun daerah 3T menjadi wilayah yang berkembang dan bangun perbatasan jadi terasnya Indonesia bukanlah suatu hal yang mustahil. Bagaimana, kamu siap ikut bergandengan tangan?


Sumber tulisan:
Tempo.co ; Liputan6.com ; Kompas.com ; Korindo.com ; Kemendes.go.id

Komentar

Emma Malika mengatakan…
Usaha untuk membangun daerah 3T ternyata memang gak bisa sendirian, semua pihak harus terlibat turut serta membangun dan kerja sama
sumiyati sapriasih mengatakan…
yuk kita bergandengan tangan untuk membangun daerah 3T, kalau bukan kita siapa lagi? terima kasih kakak informasinya
Mporatne mengatakan…
Siapa sangka ya kalau ini berlanjut terus bisa berdampak pada bibit penyakit , insfratruktur yang makin memburuk.

Dibalik daerah tertinggal, terluar dan terdepan terdapat potensi yang bisa meningkatkan omset keluarga yang berada di sekitarnya
sae mengatakan…
Daerah 3T Memang merupakan kerja kolektif bersama stakeholder yang ada ya..
METAMORPHOSIS mengatakan…
Daerah 3T harus menjadi perhatian khusus dan mari membangun bersama!
Diah Woro Susanti mengatakan…
Jujur aku baru tau ada Kemendes PDTT sejak dipegang pak Eko Putra Sandjojo. Dan aku takjub dengan pencapaian Kemendes PDTT yg udah banyak menaikkan taraf kehidupan masyarakat desa dgn prinsip one village one product nya. Kereeennn
Titis Ayuningsih mengatakan…
Mari bergandeng tangan untuk saling support dan memajukan daerah 3T. Kalau menurut saya, dengan adanya infrastruktur yang memadai akan memudahkan akses sih. Semoga terus berkelanjutan hingga merata
Auda Zaschkya mengatakan…
Daerah 3T memang sangat wajib dibangun demi stabilitas nasional. Jadis daerah akan sama, gak merasa dianaktirikan.
Kesih Latief mengatakan…
Baru tau ada istilah 3T ,siap dukung daerah 3T agar semakin merata dan tidak tertinggal.
Lidha Maul mengatakan…
Papua dan NTT terbanyak ya, kirain tadi fokusnya mau ke infrastruktur semata tapi ternyata dibahas juga peran millenial dan digital. Semoga berkeadilan dan merata ya, biar kita makin kenal daerah lain dan bisa saling memajukan
My Unique Journey mengatakan…
Saya baru tau istilah 3T, ternyata keren banget yaa semoga bisa terlaksana dengan baik mari kita bantu share.
Inna Riana mengatakan…
masih banyak daerah tertinggal di negara kita ya. yg baru kulihat cuma di kalimantan barat aja waktu tinggal di palangkaraya. padahal daerah terpencil itu punya banyak potensi sumber alam dan pariwisata yg ga kalah menarik dari tempat lain. semoga upaya pembangunan daerah 3T sukses terlaksana dengan baik
Ariefpokto mengatakan…
Baru Tau soal darrah 3 T ini. Ternyata memang perlu tindakan nyata untuk membangun nyaa
umimami mengatakan…
semoga pembangunan makin merata termasuk di daerah 3T ya mba untuk keadilan & kemakmuran seluruh rakyat Indonesia
Kurnia amelia mengatakan…
Baru tau mengenai 3T ini dan berharap banget semoga pembangunan makin merata ya biar bisa ikut merasakan semua saudara di pelosok .
Talif mengatakan…
Memang dibutuhkan kerjasama semua pihak agar daerah 3T bisa maju sebagai garda terdepan
Turis Cantik mengatakan…
Seneng ya ada program membangun daerah 3T sehingga pembngunan merata dirasakan semua lapisan masyarakt.
Sasya zawafa mengatakan…
memang daerah 3t perlu diperdayakan dengan pemerataan dari pemerintah nih
alia fathiyah mengatakan…
Saya jadi tau apa itu 3T, bagus, informatif
Bambang Irwanto mengatakan…
Baca tulisannya, wawasan saya jadi nambah, Mbak. Saya juga baru tahu istilah 3T
Dan memang ahrus disegerakan, agar semua rakyat Indonesia bisa merasakan kesejahteraan.
Semoga semua segera terwujud. Aamin.
Jalan-Jalan KeNai mengatakan…
Semoga langkah KORINDO ini juga diikuti oleh pihak-pihak lain. Supaya pembangunan semakin merata
Eviindrawanto.Com mengatakan…
Daerah 3t yang disebutkan di atas, sebagai destinasi wisata, termasuk yang eksotis. Semoga dengan adanya perusahaan berkarya untuk memajukannya, akses ke daerah tersebut lebih lancar. Ekonomi lokal juga meningkat
Sigit Agustina mengatakan…
Kalau SM3T sudah berjalan dengan baik sepertinya wilayah 3T tidak akan tertinggal dalam pembangunannya, akan sama dengan daerah-daerah lain yang sudah berkembang
Siti Nurjanah mengatakan…
Upaya yang dilakukan demi pemerataan dan keadilan ini patut di apresiasi dengan membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah- daerah dan desa
Farhati Mardhiyah mengatakan…
keren nih kalau program CSR perusahaan melirik pembangunan garis 3T
Leyla Hana mengatakan…
Wah mantap nih perhatiannya Korindo. Semoga konsisten ya memajukan daerah 3T di Papua ini