Langsung ke konten utama

Tinggal Menulis, kan? Kok Keblinger?

 

Lomba menulis terbaru, lomba menulis fiksi, lomba menulis blog, lomba menulis blog 2021, lomba menulis fiksi 2021, lomba menulis novel 2021, cara mengirimkan karya tulis ke penerbit, cara mengirimkan tulisan ke lomba, cara ikutan lomba menulis, siapa saja penyelenggara lomba menulis, apa itu lomba menulis

Ada yang suka nulis?

Ada!  ... Nggak!.....

            Hmm, yang jawab nggak itu sepertinya aneh deh. Kamu yakin, nggak suka nulis update status di medsos, jawab atau tulis pesan di medsos maupun sms, nulis daftar hadir, kasih notes di kalender, nulis waktu jaman sekolah, nulis di buku, nulis berapa hutang kamu (eh., 😁).

 

            Tulisan yang sudah terukir indah di media apapun, akan melahirkan #SemangatCiee untuk membaca atau sekadar mengenang kembali apa yang telah terjadi. Hal itu pula yang mendasari saya untuk berbagi kisah tentang "tinggal tulis, kan? Kok pada keblinger?"

 

            Maksudnya apa ini?

 

Siapapun yang mengenal dunia literasi, pasti akrab sama yang namanya event atau lomba menulis. Baik yang mengadakan itu penerbit (mayor atau indie), lembaga/perusahaan maupun organisasi. Entah itu berhadiah besar atau kecil. Apatah juga media tulisannya yang nantinya karya pemenang dijadikan buku ataupun ditulis di blog. 

 

Lomba menulis terbaru, lomba menulis fiksi, lomba menulis blog, lomba menulis blog 2021, lomba menulis fiksi 2021, lomba menulis novel 2021, cara mengirimkan karya tulis ke penerbit, cara mengirimkan tulisan ke lomba, cara ikutan lomba menulis, siapa saja penyelenggara lomba menulis, apa itu lomba menulis
ilustrasi gambar dari Pixabay

 

Nah, apa sih yang pertama kali dilihat? Ada yang melihat temanya apa yang dilombakan, deadlinenya kapan dan tentu saja apa hadiahnya. Lomba nulis yang saya sampaikan di sini adalah menulis fiksi yang nantinya karya para pemenang (nominator/kontributor) akan diterbitkan menjadi buku antologi.

 

     Dalam informasi tersebut, sudah disampaikan aturan-aturannya. Baik itu berapa jumlah halaman, ukuran kertas, spasi, rata kanan-kiri-atas-bawah, tema, genre, kapan deadline, kapan diumumkan pemenang, hadiahnya apa, kirim kemana dan lain-lain. Namun, seringkali #efekkeblinger melanda sedemikian cepat bahkan refleknya sangat dahsyat melebihi kencangnya balapan Moto GP. Percaya nggak?

 

Kursus online gratis QuBisa, aplikasi siap kerja QuBisa, review belajar online qubisa



      Sebelum kenalan sama perbloggingan, saya menceburkan diri untuk lomba menulis fiksi. Oleh karenanya, semenjak tahun 2014, pernah menempatkan saya sebagai PJ (penanggung jawab) event di beberapa penerbit indie. Di sana saya ditugaskan untuk memosting event, edit naskah peserta sebelum dikirim ke penerbit untuk diterbitkan, dan salah satunya adalah menjawab pertanyaan dari calon peserta. Inilah pengalaman saya yang pertanyaan #efekkeblinger ini langsung naik ke permukaan ketika beberapa hari event menulis saya terbitkan/posting di grup facebook :

 

A. Ukuran kertasnya apa?

B. Saya sudah nulis nih sampai halaman sekian dan sulit untuk diedit, bisa kan yah halamannya berlebih?

C. Deadlinenya kapan?

D. Ada perpanjangan deadline? Soalnya saya bibiw…bibiw ...

(bibiw sama artinya dengan bla-bla-bla...)

Lomba menulis terbaru, lomba menulis fiksi, lomba menulis blog, lomba menulis blog 2021, lomba menulis fiksi 2021, lomba menulis novel 2021, cara mengirimkan karya tulis ke penerbit, cara mengirimkan tulisan ke lomba, cara ikutan lomba menulis, siapa saja penyelenggara lomba menulis, cara menulis yang benar, cara menulis fiksi, cara menulis blog, apa itu lomba menulis


E. Temanya apa?

F. Genrenya bisa yang lain?

G. Pengumumannya kapan, Min?

H. Pakai gelas nggak? (Eh...ini saya yang ngarang, hehe😁)

I. Bisa kirim berapa naskah?

J. Aku nggak punya medsos itu, bisa pakai yang lain nggak admin?


K. Tulisanku udah jadi, tinggal kirim. Tapi modemnya lemot / tapi mati lampu, bisa bibiw… bibiw......

L. Ada batas umurnya nggak, min?

M. Kuotaku hampir habis, bisa tolong belikan? (hehe.., ini saya yang ngarep😜)

N. Hadiahnya apa?

O. Naskahnya dikirim kemana?


P. Spasinya berapa?

Q. Pemenangnya nanti dihubungi via apa?

R. Berapa halaman, min?

S. Deadlinenya bisa diperpanjang?

T. Gaji saya bisa naik? (Cieea, pada ngarep ini nih buat para pekerja😂)

U. Maksud dari tema itu apa? Apa boleh dijadikan judul?

V. Kok gak bisa ke kirim yah naskahnya ke email itu?

 

ilustrasi gambar dari Pixabay

W. Aku ingin ikut nulis, tapi nggak punya laptop..trus gimana, min?

X. Update pesertanya dimana, min?

Y. Format naskahnya apa?

Z. Bisa ikut semua eventnya?

FW.  Pakai garam nggak? (Eh.. Lagi-lagi saya yang ngarang..hehe..)

 

[Baca juga: Yeay, Fenni Jadi Kontributor Menulis Lagi]


            Memang saya pun yang menjadi calon peserta lomba menulis, pernah menanyakan hal di atas, karena informasi di lomba memang tidak ada. Namun, jika sudah tertulis sangat jelas, buat apa kita pertanyakan lagi. Apa biar terkesan ramai komentar? Kan kalau di fb jadinya keren.. likenya 2009 komentarnya 2500, padahal sih yah nggak mesti kayak gitu juga dong.


[Baca juga: Mengapa Harus Menulis dengan #SemangatCiee?]

 

Lantas ada yang saya tanggapi nggak? Ada dan tidak.. Kalau pertanyaannya memang tidak ada jawaban di informasi itu, yah saya tanggapi. Kalau tidak ada yah ketahuan nih si calon peserta, memang tanda kutip belum serius untuk ikutan eventnya dan budaya membaca informasi sebelum bertanya sangat kurang.

 

ilustrasi gambar dari Pixabay

 

            Di lain hal, ada lagi nih boleh dikatakan #lombangasal. Nah ini patut dipertanyakan memang. Kok sudah batas waktu diumumkan, belum ada juga nama pemenang. Jika bertemu yang seperti ini, hendaklah diwaspadai. Usahakan ikut lomba/event yang sudah familiar atau banyak event yang sudah diselenggarakan pihak tersebut.


            Tulisan ini bukan bermaksud sotoy. Sok pinter. Belagu. Sok paling tahu. Kayak yang sering menang aja. Justru karena jarang menang makanya saya nggak mau teman-teman kalah juga kayak saya, hehe😁.

 

[Kuy Baca Juga: 5 Kanal Blog yang Asik untuk Dibaca]


            Ini sebagai pengetahuan saja. Sebenarnya, niat nulis nggak sih? Kalau niat kan, ya udah tinggal ikuti peraturan yang ada. Daripada buang-buang energi, lebih baik #SemangatCiee cepat menulis, cepat hasilkan karya biar cepat menang. Kalau nggak menang, ya udah rapikan lagi naskahnya buat dikirim ke tempat lain yang memungkinkan. Kalau menang dapat hadiah banyak atau royalti besar, kan bisa hubungin saya cepet-cepet buat traktir makan. Dan kamu yang sudah baca point per point pada curcolan ini antara engeh dan nggak engeh, kenapa habis abjad Z kok FW?

Bingung? Ya udah, #SemangatCiee. Kelar kan? ^•^ 

 

Komentar

Tapi sekarang banyak juga loh mbak lomba yang diadakan oleh pihak yang lumayan besar tapi ternyata diundur penutupannya. ada juga malahan penutupan tanggal 10 eh pas tanggal 14 diumumkan lombanya diperpanjang. rada nyesek bagi yang udah setor di awal-awal.
Dwi Puspita mengatakan…
Budaya membaca ini penting, eits kalau hanya membaca tapi gak dicerna ya juga gak paham. Jadi intinya baca, cerna/pahami pasti deh ngerti...hehehe
hani mengatakan…
Aku pun pernah jadi PJ antologi. Rada gimana gitu pas nagih-nagihin naskah. Soal telat engga sesuai tenggat waktu itu mah udah biasa. Walaupun sebel sih...Habis gimana...wong yg telat serombongan. Kalau satu orang sih, ditinggal aja...
blogger parenting mengatakan…
Hihi, di dunia para blogger sering tuh kalo yang menang gak sesuai jadi ribut ya kan mba..
Apalagi bila diketahui pemenangnya adalah blog baru dengan satu tulisan. Waaaah itu mesti digeruduk dan akhirnya meralat para pemenang
Narasi Nia mengatakan…
Kalo ngomongin soal menerbitkan buku, aku selalu semangat mbak.

Tapi ya gitu, karena belum pinter atur waktu, akhire ya mengendap di folder draft. Alias mogok 🤪
Triani Retno A mengatakan…
Sering banget menemukan yang seperti itu. Yang bikin kesel, pertanyaan itu muncul di informasi lomba menulis. Kalau membaca saja enggan, bagaimana bisa menulis yang bagus?
Artha Nugraha Jonar mengatakan…
hehehe, ada aja yang bertanya begitu. Ya namanya banyak orang dan diberi kesempatan untuk bertanya. Terkadang baca instruksi aja belum, tapi udah tanya. Tapi benar juga, berarti lombanya dapat banyak perhatian tuh.
Dee_Arif mengatakan…
emang klo lomba harus tahu detail peraturannya ya mbak, klo emang panitia blm ksh pengumuman lengkap y hrs nanya y
Ursula Meta Rosarini mengatakan…
Dari pada tambah garam doang mending sekalian telurnya deh, hahahha.

Jaman dahulu kala, waktu masih sekolah, aku suka banget ikutan lomba nulis loh, tapi ga pernah menang hahahha.

Skrg, sukanya ikutan lomba nulis blog, tp aku sortir banget, kalau aturannya njlimet aku ogah, aku ga ngoyo maunya yg sante aja hahhaa
M. Rizki Riswandi, S.Kom mengatakan…
Jadi inget beberapa teman blogger yang ikut lomba blog SEO, eh yang nyelenggarain lombanya malah kabur. Kasian bener temen-temen blogger yang nulisnya udah niat sepenuh hati dan udah masuk ke halaman page 1 google. Pas udah mau hari H pengumuman eh situs yang nyelenggarain malah hilang T_T
Husnul Khotimah mengatakan…
Jengkel pasti ya kalau udah tertulis dan udah di jembrengin dengan jelas tapi masih nanya. Biasanya yang sering nanya malah lagi jadi ikutan :D. Kok sama mbak kayak saya gak pernah menang lomba hahaha
K. Niken mengatakan…
Semua bisa menulis. Karena sejak usia dini aja udah diajarin calistung kan?

*eeehhh gimana wkwkwk

Tinggal menulis untuk apa dan berapa panjang. Gitu ya kak.

Eri Udiyawati mengatakan…
Pernah jufa dulu, ada lomba blog. Yang menang 3 orang. Postingan blog mereka cuma 1 doang. Jadinya banyak yang protes.
Intan Daswan mengatakan…
Tulisan kayak gini penting loh, Mbak. Terkadang masih banyak orang yang asal baca, terus nanya tentang persyaratannya, padahal semua sudah sangat jelas :)
Retno Kusumawardani mengatakan…
Kenyataannya emang begitu sih mbak, banyak yang males baca, banyak yang menanyakan apa yang sudah ada. Mending jawabannya suruh baca lagi aja hehehe


Tapi nanti dijulidin, ampun deh
Mporatne mengatakan…
Awalnya nulis itu memang terasa berat banget. Tapi kalau sudah dijalanin makan ringan dan enteng banget. Tidak terasa nulis sambil curhat
Dani Ristyawati mengatakan…
Hahhahaha kebiasaan masyarakat kita pada males baca jadinya ya gitu deh..contoh gampang aja deh undangan rapat sudah di sebar dan ditaruh di meja masing-masing tapi masih nanya lagi jam berapa...
andyhardiyanti mengatakan…
Kalau mau menang, mau ikutan dinilai karyanya. Ya pastikan udah menulis dan mengikutsertakan karyanya di lomba ya. Jangan nanti nyesal karena gak menang, lah gimana..ikut lombanya aja gak. Kalau ikutan, ya minimal ada karyanya yang dinilai.
BujangAdau mengatakan…
Bener, banyak yang males baca jadinya yah bikin gregetan yang lain juga. banyak ditemui dimana-mana yang modelan begitu ya kak
Dwi Puspita mengatakan…
Iya bener mbak, karena para pemenangnya kadang gak sesuai mbak...padahal peserta lainnya sudah mengeluarkan effort besar sedangkan yg menang tulisannya biasa aja
Dian farida ismyama mengatakan…
Wkkka budaya baca kota memang beneran rendah ya? Huft hiks. Anyway aku paling wow itu kalo lomba berbayar mba. Murah sih tapi kalau dikali jumlah peserta ya lumyan bo pantas aja hadiahnya besar. Hmm
Nia K. Haryanto mengatakan…
Wah, jadi inget sama tulisan-tulisanku sendiri. Ada beberapa tulisan yang mandek. Lalu kesimpan di draft lama banget. Eh tetiba ada kesempatan lomba blog. Temanya cocok. Aku kembangkan jadi tulisan baru. Dan Alhamdulillah menang. Setuju deh, yang penting jangan diem. Nulis aja terus. Kalo kalah, ya terus dibagusin. Nanti pasti nemu takdir sendiri.
Ria Nugroho mengatakan…
kalau menulis blog sih saya lancar mengalir kayak air kran, tapi kalau disuruh nulis buku langsung ngeheng otak saya hehehe semangat menulis terus ya mba
Seftinaqurnia mengatakan…
Sebagai penulis memang banyak banget celah untuk menulis ya mba, bisa jadi blogger bisa bikin naskah
Dee_Arif mengatakan…
memang sebenarnya klo mau nulis g bisa langsung nulis ya mbak..
banyak hal juga yg harus dipertimbangkan
Nurhilmiyah mengatakan…
Saya pernah juga pengalaman ikutan lomba nulis cerpen berbayar, katanya event nasional tp kok rada aneh, baru ngeh belakangan ada temen bloger juga yang nulis itu sih cuma lomba abal2, ngincer uang pendaftaran peserta ternyata, hadeuuh
Aku tuh belum pernah loh ikutan lomba menulis sama sekali, baca pengalamanmu ini bisa jadi untuk pengalaman teman yang lainnya juga ya. Waktu itu juga pernah deh lomba menulis jadi kisruh karena pemenangnya gak sesuai dengan kriteria, heheheee
My Naden Milen mengatakan…
wkwkwk iya saya semenjak corona ini sering banget ketemu jenis lomba kayak gini, tapi nggak pernah menang :(
Semanagat terus kak sharing infonya
Irra Octaviany mengatakan…
sebenernya kalau mau nulis bisa aja langsung jadi tulisan asal ada moodnya. dan biasanya moodnya ini yang jarang muncul. hehe
Sabrina mengatakan…
saya sering kalaua da lomba, dan aturannya jelas tertulis, masih saja ditanyakan di kolom komentar, suka gemez sendiri deh, heheh. betul juga mending waktu dna energinya dipakai buat persiapan dari pada nanya-nanya cuman menuhin komen. dan memang budaya negara kita masih banyak malas membaca, udah terpampang masih saja ditanyain hehehe
Adriana Dian mengatakan…
wkwkwkwkwkwk. kalo ikutan lomba nulis tuh emang ada aja pertanyaannya yaaa.. maksudnya biar sempurna kak hasil tulisannyaaaaaa.. plus bolehlah ngeselin panitianya dikit yaaa.. hihihi
Annafi mengatakan…
Aku jadi kangen nulis artikel lagi tapi laptopnya masih rusak (di sini ga biss servis nya hiks) nulis di hp sering typo karena mataku kicep huhu
Diah Alsa mengatakan…
pada dasarnya mah semua orang bisa menulis dan juga suka menulis kan ya Kak, laaahh, itu update sosmed juga menulis kok.
coba itu dikumpulin statusnnya dari pertama sampai sekarang bisa dibukukan juga kali ya :D


Yanti Alif mengatakan…
Intinya terus ya mba punya semangat untuk menulis mau ikutan lomba atau tidak .tapi bneran ksel ya kalau sudah niat ikut lomba nulis eh yg menang terpilih diluar expektasi tapi balik lagi ke ilmu iklas daripada mumet dipikirinnya
Erina Julia mengatakan…
pertanyaannya banyak yaaaa.. haha
suka ngeselin emang kalo yang ditanyakan hal-hal yang sudah ditulis di atas, emang sih kebiasaan membaca masih rendah, hihihi
Visya Al Biruni mengatakan…
Aku berkecimpung dalam dunia antologi saat SMA di tahun 2010-2012 jadi bisa dibilang sekarang susah cukup kenyang, pikih pikuh ikut antologi hehe paling hanya yang diselenggarakan komunitas ku RBM IP JAKARTA. Kebayang keblingernya sang PJ saat disebut ragam pertanyaan XD
lendyagasshi mengatakan…
Seru banget siih yaa...hihii, tapi kalo jadi Fenni, KZL juga dengan pertanyaan netijen yang macem-macem dan gak sedikit, malah kasih alasan.

Rani Retnosari Mantriana mengatakan…
Hihihi pasti kesel banget ya mbak kalo ada info yang udah tertulis dengan jelas tapi malah masih ditanyain juga. Padahal bisa baca sendiri dengan detail atau seenggaknya nyari tau sendiri dulu
Priyani Kurniasari mengatakan…
Hmm aneh juga ya kalau masih banyak alasan seperti pengen nulis gak punya laptop kan bisa pakai hp atau pinjem atau direntalin kek, eh ini udah gak jaman ding. Mungkin sebenarnya cuma pengen ngeramein kolom komentar aja mbak, hehe
Herva Yulyanti mengatakan…
hahaha...ngakak bacanya ada yah sampe berentet begitu nanyanya, kalau aku juga pasti ada yang aku jawab ada yang kuabaikan saja sih mba :p
Khoirur Rohmah mengatakan…
Dulu masih awal awal ngeblog aku pun juga ikutan lomba menulis fiksi barengan mbak. Ya ikutan lomba antologi gitu. Syukurlah ga ada tragédi waktu pengumuman pemenang harusnya diumumkan tapi ditunda. Soalnya emang trusted waktu itu yg kuikutin. Ada yg menang, dan banyak yg kalah
Trus emang wajib banget dahhh dg teliti pahami syatun lomba menulis. Udah jelas tertera, Masih ditanya pula. - _-
Marantina mengatakan…
Aku salut sama yang terus rajin ikut lomba blog. Aku pernah menang, tapi nunggu kepastian pemenang itu rasanya ga nyaman jadi lagi rehat dulu hahaha
Qoty Intan Zulnida mengatakan…
Mengenai lomba dalam literasi ini memang masih banyak yang keblinger ya mba. Info udah jelas masih pada nanya. Hehe, kadang juga niat mau ikut malah kelewat deadline, semangat para pejuang deadline. Hehe
Ainun mengatakan…
hehehe suka ikutan kesel juga kalau ada calon peserta lomba yang masih nanya nanya ketentuannya, padahal di poster atau keterangannya sudah ditulis jelas.
tinggal nulis aja sebenernya kalau ngak mau susah, daripada banyak yang ditanyain
aku ikutan lomba nulis yang sampe dibukukan sepertinya hanya sekali
next time mau asah kemampuan lagi