Langsung ke konten utama

Coba Cek 6 Hal Ini, Sudah Ada di Produk Kecantikanmu, Belum?

Hari ini ada brand baru nih yang mengeluarkan produk kecantikan, wah bikin penasaran mau coba (mata berbinar..)

Eh, eh, brand yang ternama itu update lagi loh produk perawatan diri yang kekinian yang membuat cantik dan glowing.. 

Stop, jangan pakai produk itu nggak sehat loh, ada parabennya! 

Ramah lingkungan dan ramah sosial, komoitas lokal, komoditas berkelanjutan, lingkungan terjaga, masyarakat sejatera, memberdayakan, kelapa sawit, apa itu ekonomi lestari, mengapa harus ekonomi lestari, cara cek produk di BPOM, logo daur ulang produk, kabupaten lestari,

Mungkin kalimat di atas dan yang sejenisnya kerap kita temui nih, entah itu saat lagi hangout bersama teman, di whatsapp group, atau di media sosial. Istilahnya kalau ada produk kecantikan yang terbaru, jadi ratjun yang menggoda untuk lekas dicoba, hehe. Pasalnya saya sendiri pun pernah tergoda untuk mencoba gara-gara melihat postingan di channel Youtube. Mampir ke sana karena memang mencari pembersih wajah “yang lebih cocok biar nggak beruntusan”, karena saat itu belum mengerti bahwa bukan hanya karena skincare yang tidak cocok juga tetapi karena penggunaan masker wajah bisa menyebabkan wajah berjerawat maupun beruntusan. 

Setelah melihat tutorialnya di youtube, saya langsung membeli produk tersebut, karena dari ulasan yang disampaikan oleh si beauty vlog dengan dia menyebutkan apa manfaat dan kandungan bahannya, saya merasa tertarik. Singkat kisah, produk sudah sampai di tangan, tentunya langsung saya coba dong. Sehari, dua hari dengan pemakaian sesuai yang dianjurkan tidak ada masalah. Namun setelah beberapa hari kemudiannya, lah kok muncul jerawat kecil. Padahal di saat yang bersamaan saya juga sedang menggunakan masker wajah. Ini gimana ceritanya ya, yang salah yang mana nih? 

Ramah lingkungan dan ramah sosial, komoitas lokal, komoditas berkelanjutan, lingkungan terjaga, masyarakat sejatera, memberdayakan, kelapa sawit, apa itu ekonomi lestari, mengapa harus ekonomi lestari, cara cek produk di BPOM, logo daur ulang produk, kabupaten lestari,

Akhirnya saya ubah cara penggunaan masker wajah dengan tepat, serta produk yang saya beli tersebut dihentikan pemakaiannya. Seminggu kemudian Alhamdulillah, wajah saya kembali normal. Dari pengalaman ini, membuat saya belajar bahwa perlunya memahami apa penyebab tidak cocoknya wajah dengan produk kecantikan yang telah kita beli, melalui rumus KPP berikut yaitu:

  • Kenali jenis kulit kita apa, walaupun mungkin sama dengan jenis kulit yang mereview akan tetapi harus siap juga bahwa ada kemungkinan tidak cocok untuk kitanya.
  • Perhatikan kandungan bahan dari skin care tersebut, baca lebih teliti satu per satu. Bila belum mengerti kandungan apanya yang tidak cocok di kulit wajah bisa memanfaatkan Google Search dari website yang terpercaya untuk cek satu per satu komposisi bahan, lalu teliti apakah memungkinkan dapat menyebabkan masalah di kulit kita.
  • Pelajari dari pengalaman yang sebelumnya, misalnya saya nih yang ternyata dengan satu produk nggak cocok, nah bila ingin membeli produk kecantikan selanjutnya maka pelajari lagi apakah mungkin komposisinya sama, peruntukan jenis kulitnya, dan sebagainya.

Mungkinkah Komoditas Lokal Dapat Menjadi Bahan Produk Kecantikan?

Sebenarnya kita dapat mengenali dan memahami jenis kulit sendiri. Namun memang adakalanya rasa penasaran ingin coba yang ini ah, ingin coba itu ah, istilahnya biar up-to-date juga hahaha (Saya pernah begitu juga kok, wkwk). Tak dinyana malah membuat bingung sendiri juga terutama pas muncul masalah di kulit. 

Kita sebisa mungkin menggunakan produk ramah lingkungan dan ramah sosial karena selain tidak terlalu berdampak buruk kepada kulit wajah, dapat pula memberdayakan agar masyarakat sejahtera, lingkungan terjaga dengan komoditas berkelanjutan. Apalagi negeri kita ini memiliki banyak komoditas lokal yang dapat dimanfaatkan untuk menjadi bahan produk perawatan kulit, seperti:

  • Minyak Zaitun yang dalam 100 mililiter-nya mengandung total 884 kalori (44% AKG harian) dan 100 gram lemak total, yang dapat mencukupi 153% kebutuhan lemak harian tubuh, dan sebagian besar kandungan lemaknya itu adalah asam lemak tak jenuh tunggal  (lemak baik).

  • Bengkoang pemilik nama latin Pachyrrhizus erosus ini memiliki banyak kandungan gizi salah satunya adalah vitamin C 20 mg, yang pastinya bermanfaat untuk kulit tubuh kita. Sebab adanya antioksidan ini sangat membantu dalam memptoduksi kolagen. Bukan itu saja sih, dapat juga untuk mencegah kulit kering, dan menghilangkan tanda-tanda penuaan dini pada kulit. 

  • Lidah Buaya, pasti pada kenal juga kan sama tanaman yang terkenal untuk mengobati masalah kulit salah satunya jerawat. Saya menggunakan tanaman yang memiliki nama latin aloe vera ini, ternyata memiliki kandungan beberapa diantaranya adalah antioksidan, folat, Vitamin C, Vitamin E, dan adanya asam amino esensial. 

  • Madu, banyak memiliki kandungan yang kaya manfaat seperti hidrogen peroksida sebagai antibakteri dan antiseptik. Selain itu ada efek anti radang sehingga dapat mempercepat perbaikan pada lapisan kulit yang rusak.

Empat contoh komoditas lokal di atas, memang dapat dijadikan sebagai salah satu bahan untuk produk kecantikan, misalnya produk sunscreen dan pelembab yang kerap saya gunakan mengandung aloe vera. Saya jadi dapat double manfaat karena skincare saya akan memberikan manfaat sehat untuk kulit dan bahan pembuat produk tersebut, terbuat dari bahan ramah lingkungan.

Cek-Cek di Produk Kecantikanmu, Sudah Ada Ini Belum?

Selain bahan-bahan komoditas lokal yang ramah lingkungan, pertimbangkan juga hal lainnya saat membeli produk kecantikan, misalnya udah jelas nih ada nama brand dan apa nama produknya, teliti juga melalui 6 ceklist berikut ini, karena terkait juga dengan kesehatan kulit kita, yaitu:

Ramah lingkungan dan ramah sosial, komoitas lokal, komoditas berkelanjutan, lingkungan terjaga, masyarakat sejatera, memberdayakan, kelapa sawit, apa itu ekonomi lestari, mengapa harus ekonomi lestari, cara cek produk di BPOM, logo daur ulang produk, kabupaten lestari,

Komposisi Bahan Tertera di Kemasan Produk

Ingredients atau komposisi dari produk yang kita gunakan harus tertera pada kemasannya. Ini sangat bermanfaat bagi kita yang hendak membeli, maupun untuk mengetahui orisinalitas bahan-bahan apa yang dicampurkan pada produk tersebut. Selain melihat komposisi bahan pada kemasan, kita bisa pula searching langsung ke website brand yang mengeluarkan produk tersebut, agar semakin valid dan menenangkan untuk kita gunakan.

Manfaat Produk dan Cara Penggunaan 

Sebelum membeli produk kecantikan biasanya kita akan membaca dulu pada bagian kemasannya, ini produk apa sih manfaatnya dan ditujukan untuk jenis kulit apa? Berikut juga dengan bagaimana cara mengaplikasikannya ke kulit. Jadi bila ternyata caranya cukup merepotkan, bisa dipertimbangkan ulang mau beli atau nggak, hehe. 

Ramah lingkungan dan ramah sosial, komoitas lokal, komoditas berkelanjutan, lingkungan terjaga, masyarakat sejatera, memberdayakan, kelapa sawit, apa itu ekonomi lestari, mengapa harus ekonomi lestari, cara cek produk di BPOM, logo daur ulang produk, kabupaten lestari,

Tanggal Kadaluarsa 

Kalau tidak ada tanggal kadaluarsa rasanya serem juga ya. Pasalnya kita jadi tidak tahu kapan masa berlakunya akan habis. Maka untuk mengantisipasinya, kita dapat memilih brand perawatan kecantikan yang mencantumkan kapan waktunya produk tersebut akan habis masa penggunaannya. Tercantumnya tanggal kadaluarsa, biasanya berada di bagian bawah produk, bagian belakang, atau bagian atas. 

Ada BPOM dan Label Halal 

BPOM sebagai lembaga di Indonesia yang mengawasi peredaran makanan dan obat-obatan (termasuk produk kecantikan). Kita dapat mengecek terdaftarnya suatu produk melalui laman BPOM dan juga melihat pada bagian kemasannya. Selain itu terdapatnya label Halal pasti memberikan kenyamanan terutama bagi penggunanya. 

Ramah lingkungan dan ramah sosial, komoitas lokal, komoditas berkelanjutan, lingkungan terjaga, masyarakat sejatera, memberdayakan, kelapa sawit, apa itu ekonomi lestari, mengapa harus ekonomi lestari, cara cek produk di BPOM, logo daur ulang produk, kabupaten lestari,

Dimana Produk Diproduksi

Perlunya mengetahui dimana produk yang akan kita gunakan diproduksi. Misalnya tertera jelas nama perusahaan yang menaungi dilengkapi dengan alamatnya, sehingga produk tersebut memang benar-benar produksi asli.

Simbol Daur Ulang

Ceklist yang terakhir ini mungkin baru terpikirkan untuk memerhatikan pada kemasan produk yang kita gunakan apakah telah menerapkan ekonomi sirkular atau belum.  Logo ini berada pada bagian belakang kemasan, jika ada maka selamat, brand dari produk yang kamu gunakan tersebut dapat diartikan sangat concern menjaga kelestarian lingkungan.  

Saat ini kondisi bumi kita ini memang membuat khawatir, karena kondisi sampah terutama di negeri ini masih banyak yang belum dikelola dengan baik. Pengelolaan yang salah satunya dengan mendaur ulang masih belum diterapkan secara masif. Maka kita yang memiliki andil juga dalam menjaga lingkungan ini, dapat bekerjasama untuk melakukan penggunaan bahan yang ramah lingkungan dengan menerapkan ekonomi lestari.

Mengenal Ekonomi Lestari 

Prinsip ekonomi lestari, dimana para masyarakat, pemerintah daerah, dan berbagai pihak lainnya saling bersinergi untuk pengelolaan bahan baku alam. Sebab boleh dikatakan memang bahan alam yang tersedia di negeri kita ini masih banyak yang belum dikelola secara turunan tinggi. Artinya bila ada yang dipasarkan, penjualannya dalam bahan baku mentah. Ini menjadi PR (pekerjaan rumah) yang bisa dijawab melalui kerjasama semua pihak. 

Bisa kita contoh komunitas petani di Indonesia yang menerapkan prinsip ekonomi lestari atau dikenal dengan kabupaten lestari dengan komoditas lokal yang diangkat adalah madu yang kita kenal sebagai salah satu hasil hutan non kayu. Pemanfaatannya yang bisa langsung diterapkan sebagai komoditas pangan, maupun untuk merawat kecantikan sudah dikenal turun temurun. Maka tak pelak banyak juga komunitas petani yang mengelolanya, beberapa diantaranya seperti:

  • Madu Hutan Leuser, yang dikelola oleh Komunitas Kempra Aceh Tamiang,  Kabupaten Aceh Tamiang. 
  • Madu Hutan Periau, dikelola oleh Komunitas Periau Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. 
  • Madu Hutan Apis Dorsata, yang dikelola oleh Komunitas FORESSA, Lampung.

Selain itu, madu juga banyak dipilih untuk dijadikan sebagai peluang usaha. Madu merupakan cairan kental yang rasanya manis dan sedikit asam segar berasal dari lebah. Nah madu sebagai komoditas lokal ini dapat dibudidayakan seperti yang dilakukan oleh kelompok binaan Self Help Group (SHG) yang berada di Desa Jerora Satu, Kabupaten Sintang. Budidaya tersebut adalah dengan beternak lebah madu dengan memanfaatkan pekarangan rumah. Cara tersebut ternyata dapat melestarikan lingkungan karena masyarakat yang beternak lebah madu otomatis menanam bunga dan sayur-sayuran, sehingga bagian rumah pun juga menjadi apik.  

Dengan menerapkan visi ekonomi lestari ini, produk yang sampai ke tangan konsumen tidak hanya membantu menjaga lingkungan saja, tetapi juga lebih kreatif karena pengemasan menggunakan bahan suistanable. Serta turut serta menyejahterakan masyarakat sekitar, melalui terbukanya lowongan pekerjaan baru. Seperti apa sih ekonomi sirkular tersebut, dapat kamu saksikan selengkapnya dalam video ini. 

Ekonomi Lestari untuk Saya, Kamu juga kan?

Saya sebagai pengguna salah satu brand kosmetik lokal, terpancing untuk memeriksakan produk skincare yang saya gunakan misalnya seperti pelembab, sunscreen, dan pembersih wajah, Alhamdulillah, ceklist-nya lengkap. Bukan lagi jadi makin senang menggunakannya, karena kontribusi saya agar lingkungan terjaga juga terkait, bukan?

Keinginan untuk mencoba-coba produk terbaru tak ada masalah, yang penting pastikan memang cocok untuk kulit wajah kita, dan penggunaan produknya adalah yang ramah lingkungan dan ramah sosial. Sebab tanpa kita sadari, mungkin saja kemasan produk yang kita gunakan ternyata tidak bisa di daur ulang. Bila kita abai, maka kita pun telah turut berperan dalam merusak ekosistem lingkungan. Oleh sebabnya, yuk pahami produk perawatan kecantikanmu yang mengusung ekonomi lestari. 


Sumber materi: 

  • hello sehat
  • https://kelingkumanggroup.co.id/news/keling-kumang-dampingi-petani-lebah-madu
  • https://hutanitu.id/pesonahutan/komoditas-pangan/

Komentar

nurul rahma mengatakan…
Banyaaak banget yang abai ketika beli skincare atau produk perawatan wajah/tubuh ya Mba.
Ga baca ingredients dgn teliti, ataupun ga nonton review dr Richard di YouTube :D
Padahal, pentingg banget kita paham ingredients-nya ya
Mugniar mengatakan…
Sekarang ini produk kosmetik dan skincare jenisnya dan mereknya makin banyak saja. Pengen nyoba-nyoba, kadang lupa kalau banyak hal yang harus diperhatikan, seperti keenam hal di atas. makasih ya sudah mengingatkan, Mbak.
Maria G Soemitro mengatakan…
Salah satu pekerjaan rumah yang sering dilalaikan nih : baca label!
Apalagi jika kosmetik dari dokter kecantikan, kita sering percaya aja
Annie Nugraha mengatakan…
Selain beberapa poin tersebut di atas, hal penting lain yang masuk dalam pertimbangan saya untuk memilih produk kecantikan adalah masalah EKONOMI.

Karena akan dipakai dala jangka waktu lama, yakinkan bahwa produk yang bersangkutan tidak memeras dompet. Affordable buat kita meskipun terjadi kenaikan harga di tahun² berikutnya
Nanik nara mengatakan…
Rumus KPP nya mesti di ingat baik-baik dan selalu diterapkan ya mbak. Penting banget ini, biar niatnya pengen cantik dan glowing bukannya membawa masalah untuk kulit
Mia Yunita mengatakan…
Alhamdulillah ada semua. Sebenarnya ada 1 lipstik, impor karena diproduksi & belinya nggak di Indonesia. Tapi ya agak meragukan juga karena nggak lengkap dari 6 hal tersebut. Expired datenya pun udah terkikis dari bagian bawah tube lipstiknya. Nasib si lipstik jelas nih nunggu dibuang hehe.
Mporatne mengatakan…
Alhamdulillah bahan alami komoditas ada dirumah semua tinggal pakai dengan konsisten. Perhatikan 6 hal di kosmetik agar tidak buang buang duit dengan percuma
Siti Nurjanah mengatakan…
Menggunakan perawatan untuk kulit aku pribadi lebih suka yang orientasi dan bahannya berdasarkan dari alam sebab efek yang timbul setidaknya tidak terlalu berlebih. Apalagi jika produk nya ramah lingkungan serta ramah sosial
Mega Marlina mengatakan…
Kalau saya yang paling utama menggunakan produk kecantikan memastikan label BPOM dan halalnya, kemudian harga terakhir baru bahan/kandungan kalau bisa yang alami.
Okti Li mengatakan…
Untuk kosmetik ini ga hanya gengsi atau demi lifestyle ya. Sebaiknya diperhatikan juga point penting lainnya yg sudah dijabarkan detail dalam artikel. Setuju Fen...
Ursula Meta Rosarini mengatakan…
Aku jarang bgt ngecek lengkap gitu beb, apalagi kalau produk yg udah biasa aku beli (repurchase) aku cuma cek tgl expnya aja sih, yg lainnya ga hahahahha
Mega Marlina mengatakan…
Menentukan produk yang cocok dikulit, alami plus gak berat dikantong memang tak mudah tapi berbagai pertimbangan diatas sangat membantu mb. Tq
itsmutiara.com mengatakan…
Aku juga pernah bruntusan karena ngikutin review youtuber. Memang tricky banget dalam memilih skincare, kalau salah-salah bisa bahaya buat muka.
Wiwin Pratiwanggini mengatakan…
Kondisi kulit tiap orang beda-beda, meskipun jenisnya bisa dikatakan sama. Produk yang cocok digunakan orang lain dengan jenis kulit sama belum tentu cocok juga untuk saya. Ditambah lagi dengan pertimbangan harga, ini penting banget.
Akarui Cha mengatakan…
Mungkin hal pertama yang orang lihat dari kemasan sebelum membawa si produk kecantikan dari rak pajang itu ya ... manfaat ya. Kadang nggak kepikiran untuk membaca detail si komposisi produk. Paling yang dicari ya logo halal sama tanggal kadaluarsa. Gawatnya kalau sudah tergoda review tapi nggak eungeuh kalau karakter kulit tiap orang nggak selalu sama.
Diah Alsa mengatakan…
harus jeli menjadi konsumen yaa Kak sekarang ini,
selain ingin cantik, kita juga pasti bangga jika menjadi bagian yang menjaga kelestarian alam ini kan ya, toh manfaatnya akan balik ke kita juga nantinya :)
Marita Ningtyas mengatakan…
Saya pertama kali sih ngecek biasanya apakah sudah BerBPOM, lalu ada sertifikat halal atau nggak. Baru deh ngepoin bahan-bahannya. Setelah itu baru pertimbangkan harga. Biasanya juga bikin perbandingan antara beberapa produk, mana yang kandungannya dan manfaatnya sama, tapi harganya jauh lebih terjangkau.
Dee_Arif mengatakan…
aku jarang memperhatikan kandungan nya mbak, aku selalu percaya dokter. makanya selalu pilih klinik yg sudah punya track record baik dan ada bpomnya
juga terbuat dari bahan bahan yg alami
padahal sangat perlu juga ya cek detail kandungan yg ada di setiap kosmetik yg kita pakai
Kiky | riskysupriati.com mengatakan…
Kalau aku paling utama label bpom nya. Kemarin aku make yang dari oriflame dan bruntusan soalnya kaget juga masa sekelas oriflame ga ada nomor bpomnya. Thx 4 sharingnya mba Fenni, emang perlu banget lebih detail untuk keamanan kulit.
Eka FL mengatakan…
saya termasuk yang gak pernah cek bahan kalau beli kosmetik atau skincare, lebih kepincut khasiat, bentuk kemasan dan harga. jaid pelajaran nih buat saya lebih aware dengan semua hal itu. soalnya selama ini belum pernah ada efek negatif sih ke wajah
Heizyi mengatakan…


Hehehehe... Ciri khas perempuan banget ya mbak. Beli skincare bukan karen butuh, tapi karena penasaran. Apalagi kalau brand favoritnya yang ngeluarin produk baru. Auto beli pokoknya 😂
Heizyi mengatakan…
Hehehehe... Ciri khas perempuan banget ya mbak. Beli skincare bukan karen butuh, tapi karena penasaran. Apalagi kalau brand favoritnya yang ngeluarin produk baru. Auto beli pokoknya 😂
Heizyi mengatakan…
Hehehehe... Ciri khas perempuan banget ya mbak. Beli skincare bukan karen butuh, tapi karena penasaran. Apalagi kalau brand favoritnya yang ngeluarin produk baru. Auto beli pokoknya 😂
Tukang Jalan Jajan mengatakan…
jangan sampai ada yang terlewat untuk di cek dan ricek ya kak. Sebagai konsumen cerdas yang tak mau menyianyiakan tubuhnya dengan sembarangan pastilah akan melakukan pengecekan 6 langkah ini ya kak
Didik Purwanto mengatakan…
Bener banget tuh mbak. Produk kosmetik dan produk makanan harus dilihat dari izin BPOM terkait keamanannya. Belum lagi urusan kedaluwarsanya.

Yang aku baru tahu ternyata harus ada logo daur ulang ya. Jadi bungkus produknya emang ramah lingkungan. Ini demi bumi yg terus lestari.
bibliofil mengatakan…
Benar, Kak. Kalau mau pakai produk kecantikan, jangan sembarangan. Pertimbangan jenis kulit dan kandungan di dalam kemasan karena beda orang bisa beda efeknya. Bagus lagi ya cari pembanding lewat testimoni orang yang sudah memakai. Syukur-syukur ada konsumen yang puas dengan produk kecantikan yang mengandalkan bahan lokal. Ya seperti madu dan bengkoang, dan masih banyak lagi. Selain sehat untuk kulit karena lebih alami, pakai bahan alami juga membantu melestarikan lingkunagn hidup kita kan, makasih ya atas pencerahannya.
http://www.inatanaya.com mengatakan…
Gunakan produk kecantikan yang mengandalkan keberalngsungkan memang perlu sangat diperhatikan.
Okti Li mengatakan…
Kadang ada yg beli dan pakai karena ikut ikutan, meski belum tentu cocok untuk kulit sendiri. Padahal sebaiknya perhatikan enam point ini dulu ya
Arif Rudiantoro mengatakan…
Produk skincare memang perlu untuk menunjang aktifitas agar lebih menarik.

Tapi suka serem lihat muka entah di kasih apa sampai merah kayak kebakar, malah terlihat aneh n nggak natural

Bener mbak, sebelum make alangkah di cek dulu segi keamanannya
adhealbian mengatakan…
Skincare yang dipakai teman ku ( dengan jenis kulit yang sama ), nggak semua cocok di aku mba. Padahal temen ku rekomendasi apapun produk yg cocok dengan dia. Bener2 harus memperhatikan semua yang ada di label produk sekarang mah biar aman pakainya dan cocok di muka kita. Terima kasih infonya yah mba Fenni ;)
Dina mengatakan…
Bener banget mba, kita harus mencari tahu mengenai seluk beluk produk skincare kita
Leyla Hana mengatakan…
Benar-benar harus rajin baca label ya..dan tentunya dicek juga ada label BPOM dan halal nya ga. Biar aman kita pakainya.
Tukang Jalan Jajan mengatakan…
diriku kaakk.... ini penting karena ada beberapa bahan yang ngga cocok dengan kulit wajahku, jadi kudu dibaca dengan seksama apalgi beberapa skincare harganya lumayan heheh
Andiyani Achmad mengatakan…
bahan alami dan tanpa bahan-bahan yang membahayakan diri adalah pilihan utama aku untuk produk kecantikan yang digunakan
Shady Jasmin mengatakan…
Saya setuju sekali dengan konsep ekonomi lestari, terutama kontribusinya untuk menyejahterakan masyarakat sekitar dan lingkungan
Shady Jasmin mengatakan…
Saya setuju sekali dengan konsep ekonomi lestari, terutama kontribusinya untuk menyejahterakan masyarakat sekitar dan lingkungan
Rey - reyneraea.com mengatakan…
Dengan banyaknya jenis produk kosmetik zaman now, maka penting banget buat kita untuk mengenali kandungan dari ingredients produk tersebut.
Dan yang paling terlupakan tuh malah masa expired ya :)
Okti Li mengatakan…
Dulu kalau mau beli produk kwcanyikyutu cuma lihat logo halal dan sertifikat BPOM. Sekarang harus lebih jeli, ada banyak yg harus kita waspadai ya kalau mau membeli dan konsumsi perlengkapan make up nya
Rey - reyneraea.com mengatakan…
Nah bener banget, jangan sampai hanya peduli ama kulit sendiri, kulit tumbuhan jadi rusak kita nggak peduli, akhirnya ketika alam marah, kita semua yang bakalan menanggung semua resikonya :)
Iim Rohimah mengatakan…
Membaca kemasan sering saya lupakan. Padahal harus benar-benar lengkap dulu baru memutuskan untuk memakai produk kecantikan. Sayang kan kalau tidak cocok, malah paling serem kalau produk berbahaya. Langsung deh recheck lagi cream wajah yg aku pakai sekarang.
Paling rumit nih soal bahan-bahan sih buatku. Hehe kebiasaan selalu pengen langsung pake.
Raja Lubis mengatakan…
BPOM dan Halal salah satu yang terpenting menurutku. Kalau tanggal kadaluwarsa juga penting, tapi berlaku untuk semua produk. Suka ada perasaan tidak aman jika menggunakan/mengonsumsi produk yang mendekati/melebihi tanggal kadaluwarsa
Nabilla DP mengatakan…
iya aku juga selalu baca kemasan dengan seksama dulu mba sebelum beli, pokoknya detail lah mulai dari kadaluarsa, keamanan, dan komposisinya.
ginanelwan mengatakan…
intinya cek dan ricek, mau produk kecantikan atau produk makanan. Yg terlebih ptg sih utk produk kecantikan adalah kandungan bahan2nya, cocok gak buat jenis kulit qt
Rizkhaandhini mengatakan…
Thanks achh sudah diingatkan, krn aq jarang bgt liat expired & kandungannya jg 😁🤭
Qoty Intan Zulnida mengatakan…
Informasinya lengkap banget ini. Memang ya kudu ceki-ceki secara lengkap ya mba sebelum memilih dan membeli skincare. Apalagi skincare kan cocok-cocokan sih
Marita Ningtyas mengatakan…
Aku baru tahu pentingnya logo daur ulang dalam kemasan skincare. Selama ini masih abai dengan ada tidaknya logo tersebut. Ternyata dengan memilih produk yang punya kemasan seperti itu, kita bisa ikut menyelamatkan bumi ya.
Maria G Soemitro mengatakan…
ternyata ya, kita bisa cantik tanpa merusak alam

padahal zaman dulu, nenek moyang kita juga ngga butuh aneka ingredients untuk mempercantik wajah mereka :D
Dee_Arif mengatakan…
iya, kita bisa menggunakan bahan alam untuk menjaga kecantikan ya mbak
klo yang biasa aku gunakan ya madu dan lidah buaya
Antung apriana mengatakan…
label bpom nih termasuk penting banget biar kita terhindar dari kosmetik abal-abal yang malah bikin wajah jadi rusak.
Julia.K mengatakan…
Jadi inget dulu jaman kulia masih pake masker putih telur n lemon di wajah untuk masker rambut pakai pati santan dan lemon. ini harus digalakkan lagi ya. pakai yg tradisional atau pilih skincare ramah lingkungan
Silvie Permatasari mengatakan…
Bener banget sih, cari produk yang cocok dikita itu kaya cari jodoh ya kak. Kadang meskipun ingridentsnya sama belum tentu hasilnya sama..

Aku sendiri masih di fase mencari...
Reas Asllan mengatakan…
mungkin lebih aman menggunakan bahan alam ya mbak, kadang kulit kita belum tentu cocok dengan bahan yang ada. makasih infonya.
Nia K. Haryanto mengatakan…
Nah ini nih yang perlu diperhatikan di dalam memilih, membeli, dan menggunakan kosmetika ya. Biar wajah tetap aman. Pastikan bahan-bahan alami ya yang ada di dalamnya.
Julia.K mengatakan…
untuk masker wajah aku masih pake yg susu dan madu. kadang lemon mentimun. untuk tubuh aku pakai scrub kopi
dudukpalingdepan mengatakan…
Bener banget mbak. Soalnya dulu saya beli skincare asal ikut-ikutan aja yang mana kalau teman saya pakai wajahnya jadi cerah dan mulus. Padahal jenis kulit saya dan dia berbeda. Alhasil yang ada saya malah komedoan dan jerawatan, huhuhu. Sejak itu saya lebih selektif memilih produk sesuai jenis kulit dan yang aman tentunya ^^
Linda Nur Muhaimin mengatakan…
Aku klo cari produk skincare itu pasti lihat ada BPOM dan halal atau tidak. Trus baru kepoin produk yg kita butuhkan itu kandungannya apa aja, baca review orang2 tentang plus minusnya. Jadi memang proses memilihnya agak lama siy. Hehehe.
Kiky | riskysupriati.com mengatakan…
Aku sekarang concern sih di produk2 itu plastiknya apa bisa dipertanggungjawabkan. Jadinya sekarang lebih ke alami alami ajaaa pake buah2an dan madu. Trims sharingnya mba Feni <3
Euisry Noor mengatakan…
Harus teliti sebelum menggunakan skincare ya Mbak. Kudu cek & ricek dulu bahannya apa, dll.
Bagus kalo produk yg kita pakai ramah lingkungan dan bahkan bisa memberdayakan masyarakat lokal juga.